SEKARANG kita cerita soal Australia. Ini sebuah benua, Australia itu besar tapi kecil, besar secara daratan tapi yang ditempati itu cuma di pinggiran saja tengahnya kosong sehingga sejauh mata memandang kita cuma lihat pantai saja.
Dari rumah saya ke tepi pantai itu cuma 20 minutes drive dan langsung ketemu pantai yang langsung ke laut.
Ketika kota ini ditemukan oleh Inggris langsung dijadikan penjara buat orang-orang jahat sehingga tidak heran, accent mereka dalam berbicara tuh kayak orang mengerutu, ngomel, mumble alias malas buka mulut.
Jadi orang Perth ini semua keturunan narapidana, mereka close banget dengan Inggris, iyalahh ibunyaa, maka dinamakan mother country. Tapi Inggris tuh “ibu yang kejam.”
Suatu waktu pemuda-pemuda Australia yang sehat-sehat dan kuat diiming-iming pergi berlibur ke daratan Eropa dan mereka dijanjikan uang dan lain-lain, maka bergegaslah mereka menyiapkan lotion, sunglasses, baju renang, kamera lengkap.
Sesampainya mereka di Eropa bukannya berlibur tapi disuruh pakai baju tentara dan perang melawan Turkye dan Palestine.
Pemerintah mereka akhirnya benci sekali dengan Inggris dan sampai sekarang tanggal 4 kalau enggak salah adalah hari nasional; Anzac Day mereka yaitu hari di mana anak-anak remaja mereka pergi ‘berlibur’ dan tidak pernah kembali, sejak saat itu hubungan Australia dengan Inggris jadi sepet.
baca juga: 78 Anak JISc dan JIBBS Ikuti Program Student Immersion ke Australia
Cerita dari Australia
Negeri ini malas sekali, senangnya santai-santai, jalan-jalan, picnic dan go to the beach, mereka bangun siang banget dan tidur cepat, ditambah udara yang dingin dan sepi, komplit deh bisa tidur seharian enggak bangun-bangun.
Toko-toko buka pukul 10.30 dan tutup pukul 17.00 makanya saya bilang, negeri yang cari peniti aja susah…
Sebetulnya banyak hukum dan aturan Islam yang diterapkan di Australia ini seperti; sistem round about (susah jelasinnya – nanti aja kalau ada rezeki main ke sini saya tunjukin).
Yang kanan duluan jalan, jadi kalau nyetir itu, patokan saya lihat ke kanan. Kalau ada yang datang dari kanan, maka yang kanan duluan.
Juga soal center link; maksudnya orang eggak kerja, janda, orangtua dan pensiunan serta orang sakit ditanggung oleh negara.
Artinya dibiayai dan diurusin dikasih uang melalui center link itu, nah ini kan sama seperti baitulmaal.
Cuma yang banyak manfaat kan hal ini adalah orang pendatang (immigrant), yang sebagiannya muslim, jadi wajar kalau orang Australia benci dengan imigran.
Hal lain, soal memberi regard (salam), ke mana pun kita berada bahkan pelayan toko sekalipun selalu nanyakan kabar kita, “Hi darling, how ‘s going… are you fine, dan lain-lain. Kayaknya perhatian banget.
Juga kalau memberikan respons selalu semangat dan expresive banget “ohh you’re so beautiful, waww awesome.”
Padahal saya lihat, ahh biasa saja, cuma cara mereka memberikan apresiasi itu lho, yang luar biasa/bikin orang merasa dihargai. Kayak orang paling keren sedunia.
Negeri ini juga banyak peraturan, setiap hari warga deg-degan buka kotak pos (di sini kotak pos masih berlaku – bahkan raport anak dikirim lewat pos).
Karena biasanya ada surat mengenai denda dan denda (kesalahan-kesalahan kecil tapi dendanya lumayan), misal; salah parkir mobil, kecepatan mobil 60 yang seharusnya hanya boleh 45, naik bus kurang 50 cent besarnya denda tuh lumayan, jadi orang stres!
Intinya di sini banyak peraturan dan sanksinya keras dan tegas, makanya aku suka bingung kalau ada peraturan tapi enggak ada sanksi buat apa?
Kayak Undang-undang pornography ketika akhirnya dengan sudah payah di-goal-kan oleh DPR, terus mau ngapain?? Enggak ada sanksinya ‘saeutik’ (sedikit) pun. Jadi kesalahan tetap dibuat.
Apalagi yang lain yaah? Banyak deh… nanti kalau dijelaskan semua, enggak seru kalau kalian ke sini enggak surprise lagi, karena semua sudah diceritain.
Aku harap sih semua guru JISc dan JIBBS bisa ke sini -yang jelas, aku enggak betah tinggal di sini-, cuma sekarang lagi ada amanah dan tanggung jawab sambil nunggu Syifa selesai SMU dan persiapan semester awal program doctoral-ku.
Slowly-slowly but sure deh.. jangan nanya kapan selesainya yaah? Mulai juga belum, masih mikir…
(Melbourne,12 April 2015)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc