KADANG ada yang masih tanya, “Bagaimana sekolah ini dijalankan?” Dengan ragu, biasanya karena ada sedikit kesalahan atau ketidaksesuaian yang dirasakan.
Apalagi kalau lihat Mam Fifinya di Facebook tampak lagi jalan-jalan. Pasti banyak pertanyaan yang datang yang seharusnya cukup ditangani oleh wali kelas masing-masing. Hm… harus sabar.
Dan baru saja saya dapat jawabnya. Sekolah itu jangan dilihat prosesnya tapi lihatlah hasilnya. Lihat alumninya. Seberapa besar proses itu berpengaruh pada hasilnya.
Kemarin saya membatin. Melihat aksi gerak cepat alumni JIBBS atau JISc yang sigap membantu perjalanan anak-anak JIBBS atau JISc ke Turki.
Dua setengah bulan bukan waktu yang singkat. Guru-guru harus kembali mengajar tapi kami percaya pada alumni JIBBS yang sangat dewasa, sangat tanggung jawab dan sangat care.
Baca Juga: JISc dan JIBBS Jagoan soal Charity
Bagaimana Sekolah Ini Dijalankan
Aku juga memikirkan soal-soal kecil seperti;
1. Kalau yang ikhwan shalat Jumat lalu yang akhwat ngapain?
Maka mereka meminta supir bus untuk drop yang akhwat (girls) ke sebuah restoran yang anti rokok yang hangat ada heater. Sambil menunggu yang ikhwan soljum.
2. Mereka (anak-anak alumni JIBBS yang sekolah dan kuliah di Turki. Ada yang datang dari luar kota juga. Mengabdi pada sekolah tercinta selama 2 minggu ini.
Kemudian berjanji akan datang lagi pada akhir pekan karena kan mereka harus kembali kuliah. Nah, mereka juga memikirkan anak-anak dan guru yang 43 orang ini kumpul di mana, meeting point di mana.
3. Mereka juga yang urus bus dan sewa apartemen, dealing harga agar murah, jemput di airport, antar kami ke mana-mana, belanja keperluan dapur, jadi rujukan adik-adik kelas, tempat bertanya, juga jadi contoh untuk ke masjid subuh hari, jadi imam shalat, tempat money changer, tempat informasi, juga yang mudah dimintai tolong ke sana-sini.
Mereka juga gesit dan kuat dari sebelum subuh sudah stand by selesai larut malam. Mereka pukul 12 malam baru tidur, setelah semua dapat tempat tidur. Mengatur semua keperluan anak dan guru.
Tidak kenal lelah. Selalu siaga dan segar. Tidak pernah marah atau cemberut. Tidak juga mengeluh. Mereka juga on terus sampai larut malam. Bangun paling pagi, tidur paling malam. Memastikan semuanya beres.
4. Bahkan mereka berbaik hati mencarikan spa untuk Mam. Walaupun belum jadi juga karena enggak ada waktu. Mereka pula yang minta diskon tiket dengan menggunakan bahasa Turkinya yang fasih.
Bikin hati tenang. Dan mereka adalah alumni-alumni JISc dan JIBBS. Zacky, Egy dan Aldo.
“Berapa mau dibayar sama Mam per hari Zack?” tanyaku sambil menghitung budget.
Anak-anak alumni JIBBS wajahnya bingung.
Zacky mewakili, “Tak usah Mam, seikhlasnya saja, kedatangan anak-anak JISc dan JIBBS saja kami sudah senang, rasanya kayak banyak saudara.”
Aldo berkata, “Ya Mam, apalagi ada semur daging masakan Mam. Mantap banget dah.”
Dan air mataku mengalir begitu saja. Ingin memeluk tapi kamu terlalu besar untuk dipeluk cium depan umum. Selain itu, memang bukan mahram bagi 2 anak alumni lainnya.
Haru dan sayang yang sangat. Tak sia-sia buat sekolahan bila alumninya semua seperti ini.
Jangan tanya, ketika prosesnya pun hasil ujian UN-nya tapi lihatlah mereka beberapa tahun. Kemudian setelah lepas dari kita. Jadi seperti apa mereka.
“Siap Mam, kami akan bantu jaga anak-anak JIBBS yang akan tinggal di sini 2,5 bulan. Kalau ada apa-apa, just call me ya.”
“Tapi kita sekolah dari Senin sampai Jumat, pulang sekolah kami ke apartemen kalian.”
Rasanya tenang meninggalkan anak-anak pada kakak-kakaknya. Itulah buah didikan para ustaz dan ustazah di JISc dan JIBBS.
Karena kalian sabar bertahun-tahun mendidik anak-anak dengan hati, siang dan malam tanpa henti maka hasilnya pun sangat terasa.
Remaja mana yang mau capek-capek mengurusi orang tanpa minta bayaran. Menghabiskan masa liburannya tanpa sibuk main gadget, mager, tiduran dan pacaran.
Baca Juga: Deretan Prestasi Murid JISc
Ustaz Badru, Ustaz Deny, Ustaz Sandy, Ustaz Kholik, Pak Uma, Pak Nurdin, Ustaz Aupp. All ustaz JISc dan JIBBS. Ini anak-anak didikmu loh.
Rasanya aku ingin berteriak di atas salju. Lebih pada haru, terserah orang mau bilang apa.
Tetap semangat mencetak, Aldo, Egy dan Zacky berikut yang shaleh, berbakti pada orang tua dan guru, sayang pada adik kelas (walau tak kenal), kerja keras,
tetap ikut pengajian, rajin ke masjid, baik hati, full energy, juara kelas di kampus dan sekolah masing-masing, leadership kuat, take inisiatif dan tangguh.
Allahu Akbar!
Terima kasih ya Allah, hasil didikan kami membuat kami lebih semangat lagi mendidik anak-anak berikut. Makasih juga Nak, kalian sudah jaga ajaran guru-guru dan menjaga amanah dengan baik. Super love you, Nak.
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.”
(HR. Abu Dawud)
(Catatan Mam Fifi, Januari 2019)
By: Fifi P. Jubilea, S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D. (Oklahoma, USA)
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc