TELAT ada dua. Ada yang nggak sengaja karena macet atau ada accident atau karena kebiasaan. Ada juga telat yang diniatkan. Misal, mau kondangan tapi malas ngantre salaman. Ah datang telat saja ketika tamu-tamu sudah berangsur pulang biar salaman sama penganten bebas dan bisa cipika-cipiki.
Telat dalam sebuah acara. Budaya kayaknya sering banget dengar orang bilang gini, “Iya, bilang saja mulainya jam 8. Nanti paling telat jam 9 baru mulai. Kalau bilangnya jam 9, maka jam 10 baru mulai.”
Telat kalau di Australia juga ada dua. Kalau sesama orang Indonesia, acara biasanya telat bahkan kadang lebih parah karena sudah dekat banget kayak saudara jadi ya pasti yang bersangkutan nggak marah. Hanya buat aku, wasting time banget. Apalagi kalau datang kepagian.
Baca juga: Negara Turkye yang Indah dan Eksotis
Tuan rumah kan masih beres-beres dan kita datang duluan. Mau bantu bingung bantu apa. Mau ajak ngobrol juga takut ganggu. Kadang setelah nunggu setengah jam.
Dengan sigap, tuan rumah lompat ke garasi dan meninggalkan kita bilang, “Tunggu bentar yaa Bu Fifi, mau jemput Bu X dan Bu Y di station.”
Hmm… berarti acara bisa mulai satu jam setelah jam yang disepakati. Kalau sudah kayak gini, yaa harus sabar apalagi kalau giliran jadi penceramah. Maka ilmu sabar kudu dilaksanakan atas nama kita kan sedang berdakwah.
Telat nggak berlaku kalau kita dealing dengan orang bule. Telat lima menit saja ditinggal loh sama mereka. Pernah kita mau lihat rumah sewa, begitu nyampe cuma telat 4 menit kali, dia sudah ada dalam mobil dan cuma melambaikan tangan.
“Duh, sakitnya tuh di sini,” sambil pegang betis yang keram karena menginjak gas terus.
Telat Ada Dua
Lalu bagaimana kalau telat pas acara training, pengajian atau rapat atau travelling. Kalau training atau travellingnya sendirian mah nggak masalah ya? Tapi kalau ramai-ramaian, kasihan yang datang di awal mesti menunggu semua kumpul baru mulai.
Apalagi training kan kadang materinya di awal sampai akhir sambung. Kalau nggak ikut yang di awal nanti tak paham. Tapi seringkali saya perhatikan yang tepat waktu justru yang jadi korban. Acara biasanya mulai menunggu yang datang paling telat, yang telat jadi raja.
Yang seru, kalau lagi ada acara Pertemuan Guru dan Orangtua Murid, seringkali pertanyaan yang datang tidak terjawab karena kan sebetulnya sudah diungkapkan di awal. Jadi, kesannya tidak memuaskan.
Waktu kuliah di Australia, dosen saya panggil saya ‘Miss Excuse’ karena dikit-dikit aku bilang ada masalah ini maka begini, ada masalah itu maka begitu.
Maka dia senyum saja dan bilang, “Kamu kayaknya banyak banget masalah ya.”
Ya, orang Indonesia tuh terlalu banyak family matter. Banyak alasan. Sehingga telat pun alasannya segudang.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi hadits ke 36)
Website: