SAAT sedang marah pada anak-anak, sering kali orangtua berteriak untuk membuat anak-anak lebih disiplin. Orangtua terkadang tidak menyadari efek samping dari teriakan mereka.
Mereka berteriak sebelum memikirkan dampaknya. Setelah mereka berteriak, mereka pun menyesal. Mereka tidak ingin anak mereka terpengaruh secara negatif oleh teriakan mereka.
Pada kesempatan seperti itu, orang tua harus bertanya pada diri sendiri apa cara untuk berhenti membentak anak-anak.
Jadi pertama-tama yang terbaik bagi orang tua adalah meluangkan waktu dan menenangkan diri untuk berbicara secara rasional kepada anak tersebut.
Kemudian mereka harus meminta maaf kepada anak mereka untuk membuat mereka belajar bahwa orang memang melakukan kesalahan tetapi mereka yang memperbaiki dan meminta maaf atas kesalahan mereka adalah orang yang baik.
Baca Juga: Teriakan Itu Mematikan Ruh
3 Hal yang Dapat Orangtua Lakukan untuk Berhenti Berteriak
Anak-anak perlu memahami bahwa marah-marah sambil berteriak tidak dapat diterima dan tidak bermanfaat untuk hubungan yang sehat. Rasa hormat dan aturan dibutuhkan dalam setiap hubungan.
Ini akan membuat mereka menyerap kebiasaan menghormati orang lain dan setiap orang bisa melakukan kesalahan. Mereka juga akan belajar bagaimana mengelola konflik dalam keluarga.
Hal ini akan membuat anak merasa bahwa rumah adalah lingkungannya yang aman di mana setiap orang saling menghormati dan ada komunikasi terbuka tanpa penghakiman atau dicap anak bermasalah.
Dan tidak mengapa membuat kesalahan, asalkan kita memperbaikinya dan meminta maaf atas kesalahan tersebut.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 27-30, Diazab dengan Satu Teriakan Suara
Tip untuk Mempraktikkan Disiplin Positif Daripada Berteriak
Beberapa orangtua sering berbicara tentang perasaan bersalah karena membentak anak mereka dan mencari cara untuk mempraktikkan disiplin positif.
Beberapa tips bagi orang tua untuk melatih disiplin positif tanpa berteriak adalah sebagai berikut.
1. Ambil waktu istirahat
Akan ada saat-saat ketika anak-anak membuat orang tua frustasi tetapi orangtua perlu mengambil waktu istirahat untuk menenangkan mereka.
Kemudian mereka dapat pergi dan berbicara dengan anak tersebut tentang masalah tersebut dan menjelaskannya kepada mereka.
Ini akan mengajari anak tentang batasan yang mana boleh dilakukan, mana yang tidak boleh dan mengelola rasa frustrasi atau amarah.
2. Bicarakan tentang emosi
Ketika orangtua tidak senang dengan sesuatu yang telah dilakukan anak, orang tua harus berbagi perasaan dengan mereka. Ini akan membuat anak memahami emosi dan belajar mengelolanya.
Mereka juga akan belajar bahwa kemarahan dan frustrasi bersama dengan kebahagiaan adalah bagian dari emosi manusia dan terkadang tidak apa-apa untuk merasakannya.
3. Beri tahu mereka tentang konsekuensinya
Ketika anak melakukan sesuatu yang salah, orangtua harus memberi tahu mereka tentang konsekuensinya tanpa menggunakan ancaman apa pun.
Memberi tahu mereka tentang konsekuensinya mengatasi perilaku mereka dan membantu mereka membuat pilihan yang lebih baik di masa depan.
Orangtua bukanlah manusia super, jadi wajar jika kita terkadang frustrasi atau marah.
Namun kita harus ingat bahwa berteriak bukanlah cara untuk membuat anak menjadi lebih disiplin dan melakukan hal yang benar.
Orangtua perlu berbicara dengan anak-anak dan membuat mereka memahami kesalahan mereka dengan tegas tanpa perlu berteriak.
Ini akan membantu perkembangan mental dan fisik anak yang baik. Anak-anak yang kuat secara emosional tumbuh menjadi manusia yang baik dan calon orangtua yang baik juga. [My/ind]