ChanelMuslim.com- Sektor jasa mengelola pesta pernikahan (wedding organizer) menjadi salah satu yang paling terdampak pandemi Covid-19. Berbagai pembatasan akibat pandemi menjadikan WO mengalami pengurangan hingga pembatalan pesta pernikahan.
CEO & Founder Wedding Organizer Himmah Make up, Neny Fitriyah mengatakan kondisi tersulit itu terjadi ketika masa-masa awal pandemi. Penurunannya pun, dikatakan cukup drastis dan mulai bangkit ketika pembatasan dilonggarkan.
“Untuk omset cukup berpengaruh di masa pandemi ini, ada memang bulan-bulan yang kosong dan yang pasti ada itu biasanya sebelum Ramadan, bulan Syawal, dan Idul Adha itu biasanya selalau ada,” ujar Neny kepada ChanelMuslim pada Kamis, (01/07/2021).
Strategi Wedding Organizer Himmah Make Up Bisa Bertahan pada Masa Pandemi
Selama masa ini, Neny mengatakan, pesta pernikahan kemudian beradaptasi dengan protokol kesehatan, seperti, memakai masker, menjaga jarak, mengecek suhu tubuh, mencuci tangan hingga pembatasan jumlah tamu.
Baca Juga : 4 Tips Membuat Bisnis Rumahan Makin Cuan
“Dan jam pelayanan pun tidak bisa selama dulu, kalau untuk sekarang maksimal 6 jam dan kita batasi, yang jelas kami jadi harus kreatif bagaimana agar tetap berjalan bisnisnya, akhirnya ada beberapa penyesuaian yang kita lakukan, salah satunya diisesuaikan dengan protokol kesehatan,” imbuh dia.
Neny pun menambahkan, agar bisnisnya tetap bisa bertahan di masa pandemi ini, timnya juga menyiapkan strategi dan konsep yang disesuaikan dengan kebutuhan pengantin.
“Kebetulan saya di fashion busana Muslim dan konsepnya Muslimah, jadi bagaimana caranya saya menyajikan sesuai dengan kebutuhan saat ini,” sambungnya.
Selain terus berupaya melayani sepenuh hati, dia pun mengakomodasi konsep pernikahan yang diminati calon pengantin bersama keluarga inti.
Ia mencontohkan, pengaturan pesta pernikahan di Himmah Make up mulai dari persiapan fitting baju hingga hari H pernikahan yang hanya dihadiri oleh beberapa tamu dan keluarga inti saja.
“Kalau di Himmah Makeup, aturan yang pertama untuk persiapan fitting itu kita batasi berapa orang yang datang, kalau pun keluarga harus datang di hari yang sama, maka tidak bersamaan jamnya. Dan pastinya protokol kesehatan tetap diberlakukan seperti penyemprotan disinfektan, memakai masker, dan menjaga kebersihan alat-alat yang kita gunakan,” jelasnya.
“Range harganya kalau dulu normalnya untuk paketan seharga Rp25 juta belum termasuk catering, sekarang Rp17,5 juta sudah termasuk catering, make up, busana pengantin dan orang tua, dokumentasi dan dekorasi,” tambahnya.
Kemudian untuk meminimalisasi interaksi, Neny menyarankan pengantin hanya menggunakan satu model pengantin saja, satu baju untuk akad sekaligus untuk resepsi.
Baca Juga : Bisnis Muslim di Eswatini Afsel Alami Penjarahan
“Kemudian kita juga punya layanan free masker dan facial untuk pengantin dan ada bonus hands sanitizer untuk membantu pengantin dalam pelaksanan pernikahannya,“ ujar wanita lulusan Akuntansi itu.
Bisnis pernikahan yang sudah berdiri sejak 2008 ini terus berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh costumer dengan mengutamakan konsep dan riasan yang sesuai dengan syariat Islam. Seperti make up dan busana pengantin Muslimah, paket dekorasi, dokumentasi, MC, catering, dan menyedikan keperluan penyelengaraan pernikahan lainnya.
“Strateginya, minta sama Allah dan berdoa sama Allah, karena Allah yang Maha Pemberi rezeki itu sudah pasti. Kemudian ikhtiar kita adalah memberikan hak-hak solutif untuk pengantin. Misalnya, kita memberikan bonus, paket yang dibutuhkan pengantin, tetap lakukan promosi dan menjalin silaturahim dengan penyelenggara bisnis pernikahan,” tutupnya. [Wmh]