PROSES pengelolaan sampah di Singapura seringkali menjadi sorotan. Hal ini karena mereka mampu mengurangi limbah hasil dari pembakaran hingga 90 persen, mampu menghemat ruang TPA, dan panas yang diperoleh pada saat proses pembakaran berhasil diubah menjadi tenaga listrik.
Pada tahun 2019 Siangpura menghasilkan 7, 23 juta ton limbah padat, dan 40 persen di antaranya dibakar sedangkan 60 persennya didaur ulang.
Baca Juga: Tips Mudah Mengurangi Sampah di Dapur
Proses Pengelolaan Sampah di Singapura Hingga Menjadi Tenaga Listrik
Proses pembakaran atau disebut dengan insinerasi dimulai setelah sampah yang terkumpul tiap harinya dibawa ke sebuah gendung khusus pengelolahan sampah serta dilengkapi dengan cerobong asap.
Asap yang dihasilkan tidak serta merta keluar dari cerobong asap, tapi harus melalui proses penyaringan hingga menjadi udara bersih yang aman dihirup oleh manusia.
Selain itu panas dan energi dari proses pembakaran di pusat insinerasi dimanfaatkan menjadi sumber tenaga listrik untuk kebutuhan rumah tangga.
Dari proses tersebut, Siangpura berhasil memusnahkan 90 persen hasil pembakaran melalui proses insinerasi, dan 10 persen sisanya menjadi abu.
Abu yang tersisa akan dibawa menuju pulau buatan yang tidak terhubung dengan lautan. Pulau buatan tersebut terletak jauh dari pantai sehingga tidak mencemari lautan. Abu dimasukkan ke dalam bendungan khusus dan mengendap di dasar air.
Dikutip dari Media Indonesia, Singapura berhasil menerapkan sejumlah aturan secara cepat dan efisien.
Menurut Eugene Tay, direktur eksekutif lembaga nonprofit Zero Waste SG yang berpusat di Singapura, kota-kota besar di Asia bisa belajar banyak untuk urusan sampah dari Singapura.
“Mereka perlu lebih fokus pada upaya ‘mengurangi’ (reduce) dan ‘menggunakan lagi’ (reuse) sampah. Membuang ialah opsi terakhir,” kata Tay.
Di samping membuat tempat pembuangan sampah di Pulau Semakau, Pemerintah menggalakkan kegiatan pemilahan sampah dan daur ulang di pemukiman warga.
Sistem pengumpulan sampah pun digiatkan di sekolah, perkantoran, mal, pun industri. Pada akhir 2005, 56% rumah tangga Singapura telah mewujudkan program daur ulang.
Kini hanya 2% sampah yang berakhir di tempat pembuangan, adapun 38% sebagai sumber listrik dan 60% sampah didaur ulang. [Ln]