LAZ Al Azhar Jawa Timur menggelar Program Matching Fund, kegiatan pelatihan manajemen desa wisata guna mengembangkan potensi desa wisata berbasis halal value chain (rantai nilai halal) di Desa Besur, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Minggu, (24/07).
Acara ini turut dihadiri oleh Tim Matching Fund, Tim Mitra, Kelompok Sadar Desa Wisata (Pokdarwis), Perangkat Desa Besur, dan narasumber expert.
Bambang Suharto, Dosen Pariwisata, Universitas Airlangga Surabaya sekaligus narasumber Program Matching Fund, menyampaikan bahwa evolusi industri halal dimulai pada bidang makanan, keuangan, dan gaya hidup.
Dengan ini, potensi pengembangan wisata halal sangat mungkin untuk dilakukan. Demi menjaga keberlanjutan dari pengelolaan wisata juga diperlukan adanya sektor inti yang dapat menyokong operasional pariwisata.
Baca juga KWT Melayu Gemilang Binaan LAZ Al Azhar Produksi Udang Krispi
“Desa Besur ini memiliki potensi pertanian yang besar, dengan begitu Pokdarwis dan perangkat desa perlu mendorong sektor pertanian sampai maju sehingga dapat menjadi core pariwisata di Besur,” ungkapnya.
“Sebab perkembangan pariwisata sangat dinamis dan tidak bisa hanya mengandalkan operasional dari hasil wisata. Kita dapat mulai mengidentifikasi potensi wisata, targetnya siapa, dan pasarnya kemana,” jelasnya.
Adapun strategi yang dilakukan untuk menghadirkan desa wisata, pertama dengan merumuskan strategi pertanian berkelanjutan dengan mengidentifikasi pendukung, penghambat, dan solusinya.
Kedua, sebab pertanian menjadi sektor yang menguntungkan, maka petani dilibatkan secara aktif dalam membangun daya saing wisata dengan mengedepankan agrotourism. Ketiga, membangun profil agro melalui komunikasi pasar.
“Selain strategi tersebut diperlukan juga adanya 6M yaitu man, material, modal, machine, method yang bisa menjadi pendukung dalam mengelola desa wisata,” tambah Bambang Suharto.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 13.15 WIB ini, diikuti dengan antusias oleh para peserta. Pasalnya mereka tidak hanya mendapatkan teori mengenai cara dan strategi mengembangkan Desa Besur menjadi desa wisata, namun juga menjalankan praktik-praktik secara berkelanjutan.