MAHASISWA Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta menggelar seminar Kampanye Say No To Bullying 2023 dengan tema “Stop Bullying, We Stand Up Against Bullying” di Auditorium Kasman Singodimedjo. (Rabu, 24/05/2023)
Tatan Ahmad Santana selaku Dewan Tafkir PP Persis mengatakan bahwa akar masalah dari merebaknya kasus bullying di tanah air yang terjadi di kalangan para pelajar berasal dari fungsi keluarga yang belum dipahami dengan baik oleh pasangan suami istri sebagai orangtua.
“Fungsi suami istri dalam konteks keluarga kita ini rapuh. Banyak orang yang belum paham,” ungkap Tatan.
Akses edukasi tentang peran suami istri bagi para pasangan yang akan menikah juga tidak banyak dilakukan.
Imbasnya, terjadi kegagalan institusi kelurga dalam membangun komunikasi, terutama dengan anak-anak, hingga tak sedikit mereka menjadi pelaku maupun korban bullying.
Baca Juga: Inilah Mahasiswa Pembuat Software Qur’animasi untuk Anak-anak
Mahasiswa Komunikasi UMJ Gelar Kampanye Say No To Bullying
“Pertama, kasus bullying punya trauma di masa kecil. Yang kedua jadi seperti puncak gunung es, hanya kelihatan puncaknya saja itu karena kegagalan komunikasi orangtua dan anak”
Dalam lingkup yang lebih luas, kasus bullying terjadi karena adanya kelompok orang yang merasa berkuasa dan memiliki power dalam aspek tertentu kepada kelompok orang yang lebih lemah.
“Perbedaan pendapat seharusnya disikapi dengan adu argumen bukan baku hantam sentimen,” tutur Tatan.
Ia lalu mengutip surah Al-Hujurat ayat 13, tentang tujuan penciptaan manusia berbangsa dan bersuku adalah untuk saling mengenal.
Proses pengenalan ini jika tidak berjalan dengan semestinya maka akan terjadi sikap saling menegasikan hingga muncullah kasus bullying.
“Maka seharusnya orang-orang yang memiliki kekuatan finansial atau kekuatan lainnya mereka akan menghargai orang-orang yang tidak seberuntung dirinya. Demikian sebaliknya, orang-orang yang tidak memiliki keberuntungan yang sama juga tidak akan merasa tersingkirkan dari kehidupan sosialnya,” jelas Tatan.
Tatan menyadari bahwa merebaknya kasus bullying di berbagai lembaga, termasuk lembaga pendidikan, menjadi permasalahan penting yang harus diselesaikan dengan sistem.
“Oleh karena itu bullying harus dibereskan dengan sistem yang dibangun di berbagai lembaga,” ucapnya. [Ln]