DOMPET Dhuafa dengan program Tebar Hewan Kurban #JadiManfaat siap membantu masyarakat untuk bekurban dan membantu roda ekonomi para peternak di sejumlah daerah. Sehingga ekonomi para peternak tetap berputar meski wabah PMK terus membayangi para peternak tersebut.
Di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), tentu saja mengakibatkan sejumlah peternak cemas akan dampak dari pendapatan yang seharusnya bisa melonjak akan kebutuhan kurban tahun ini.
Apalagi para peternak kecil yang mengandalkan kurban maupun pasar hewan sebagai penggerak ekonomi. Selain itu, pembatasan arus ternak dari dan ke daerah juga berdampak langsung terhadap penjualan hewan kurban.
Dompet Dhuafa Program Tebar Hewan Kurban
Dompet Dhuafa melalui program Tebar Hewan Kurban membangun Sentra Ternak. Dengan adanya Sentra Ternak Dompet Dhuafa yang tersebar di 12 Provinsi merupakan pemasok utama, hampir 55% dari hewan kurban Dompet Dhuafa 2022.
Sentra Ternak atau yang lebih dikenal DD Farm merupakan peternakan terpadu yang terkelola baik dengan melibatkan komunitas peternak lokal.
Saat ini DD Farm berada di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur hingga Sulawesi Selatan.
Diharapkan dengan adanya sentra ternak tersebut dapat mencapai target mendristribusikan 40.000 hewan kurban ke wilayah 3T (terpencil, tertinggal dan terluar) di Indonesia. Serta beberapa wilayah di luar negeri, sehingga kurban #JadiManfaat.
“Serta terkait PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), Dompet Dhuafa turut melakukan mitigasi dengan detail,” ujar Dian Mulyadi.
“Kami melibatkan banyak mitra dari Dinas Kesehatan Hewan serta dokter-dokter hewan, untuk ikut terlibat dalam melakukan pemeriksaan hewan kurban di kandang-kandang kami, agar menjadi jaminan bagi para pekurban donatur Dompet Dhuafa,” jelasnya.
Baca juga Upaya Dompet Dhuafa Menjaga Kualitas Hewan Kurban
Potensi kurban Indonesia tidak terdistribusi secara merata, hal ini mencerminkan kesenjangan pendapatan antar wilayah di Indonesia.
Kesenjangan yang lebar terjadi antara daerah perkotaan Jawa dengan wilayah lainnya.
Potensi kurban terbesar datang dari wilayah aglomerasi utama Jawa dimana mayoritas kelas menengah muslim dengan daya beli tinggi berada.
Merujuk data dari IDEAS pada tahun 2021, seperti Daerah DKI Jakarta mengalami surplus daging kurban mencapai 22.193 Ton lalu diikuti dengan wilayah Bogor, Depok dan Bekasi yang mencapai 11.426 Ton.
Menurut Data IDEAS, Dari sekitar 5,6 juta keluarga muslim kelas menengah-atas Indonesia, 71 persen diantaranya berada di Jawa.
Dan dari sekitar 4,0 juta keluarga muslim sejahtera di Jawa ini, 2,0 juta diantaranya berada di Jabodetabek dan 1,0 juta lainnya tersebar di Bandung Raya, Surabaya Raya, Yogyakarta Raya, Semarang Raya dan Malang Raya.