Menjelang Idul Adha di tengah wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kaki) pada hewan berkuku genap, Dompet Dhuafa mengadakan Talk Show dengan tema Menjaga Kualitas Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK. (Selasa, 31/05/2022)
Dian Mulyadi, sebagai Ketua Program Tebar Hewan Kurban (THB), mengatakan melalui program THB, Dompet Dhuafa berkoordinasi dengan banyak pihak, di antaranya dinas kesehatan setempat, aparat keamanan dan dokter-dokter hewan untuk memastikan kesehatan hewan kurban hingga perayaan Idul Adha.
Baca Juga: Jaga Kualitas Hewan, Jelang Kurban Dompet Dhuafa dan TaniHub Kunjungi Mitra Ternak Cilegon
Upaya Dompet Dhuafa Menjaga Kualitas Hewan Kurban
Upaya mitigasi penyakit PMK pada hewan kurban ini dilakukan di Dompet Dhuafa Farm yang terdapat di 10 provinsi dan mitra peternak lokal di 34 provinsi.
“Walaupun MUI sudah menetapkan bahwa hewan ternak yang terjangkit PMK ada yang boleh digunakan untuk berkurban namun Dompet Dhuafa tetap menyediakan hewan kurban yang sehat sesuai syari’at,” ucap Dian.
Hadir pula secara vitual dalam Talk Show tersebut Pria Sembada, dosen Institut Pertanian Bogor, ia menyampaikan bahwa dampak ekonomi yang ditimbulkan dari wabah ini sangat besar karena berdampak pada penjualan hewan kurban yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar.
Ia mencontohkan kasus di Inggris pada tahun 2021 ketika outbreak, kerugian dari PMK ini bisa mencapai 37 hingga 47 triliun untuk penanganan virus ini.
Ia juga mengungkapkan bahwa manusia bisa menjadi vektor kepada hewan lain, “Virus ini sangat jarang menular kepada manusia, namun manusia bisa menjadi vektor atau perantara penularan virus kepada hewan lain.”
Penyakit PMK yang menjangkit hewan berkuku ganda khususnya hewan ternak bukanlah hal baru. Di Indonesia fenomena ini kembali terjadi menjelang perayaan Idul Adha dan organisasi kesehatan dunia telah mencabut status bebas penyakit PMK pada hewan berkaki genap di Indonesia.
Gejala yang tampak dari hewan yang terjangkit virus ini berupa demam tinggi hingga 41 derajat celcius, menggigil, tidak mau makan, penurunan performa, penurunan bobot badan, luka pada kuku, menggertakkan gigi, air liur berlebihan dan lain sebagainya.
“Jika telah mengetahui ternak mengalami gejala PMK, sebisa mungkin segera melaporkan kepada otoritas setempat untuk dilakukan identifikasi, dilakukan proses lebih lanjut. Dan dari pihak peternak sendiri harus bisa memisahkan ternak yang sudah terjangkit dan yang masih relatif sehat,” ucap dosen IPB tersebut. [Ln]