HENI (39), seorang ibu tangguh yang tengah berjuang melawan penyakit TB (Tuberkulosis) harus rela kehilangan penghasilan dan pekerjaannya sebagai pembantu rumah tangga.
Kejadian ini bermula saat 4 bulan lalu, ketika sedang bekerja Heni pingsan dan baru sadar ketika dibawa ke Rumah Sakit Hermina.
Ia dirawat satu minggu dan didiagnosa mengalami penyakit TB. Betapa mengejutkan, kenyataan yang harus dijalani Heni. Kini ia harus menjalankan rangkaian kontrol dan pengobatan sampai sembuh.
Menjadi seorang ibu tunggal tentu tidaklah mudah, belum lagi ia harus menjalankan pengobatan yang cukup panjang dengan penyakit yang cukup berbahaya.
Heni telah berpisah dengan suaminya sejak 6 tahun lalu dan harus menghidupi ke-3 anaknya sendiri. Di kontrakan sederhana Heni membesarkan anak-anaknya dengan segala keterbatasan.
Sementara itu pengeluaran untuk biaya pendidikan, kontrakan, dan makan sehari-hari tentu tidak bisa berhenti. Setiap bulannya Heni harus membayar biaya sewa kontrakan sebesar Rp. 500.000; dan membiayai pendidikan kedua anaknya yang telah bersekolah dan 1 anak lainnya yang masih balita.
“Sekarang saya sedang tidak bekerja lagi, karena penyakit yang saya derita ini termasuk menular. Jadi, tempat kerja saya yang kemarin itu memberhentikan saya dengan alasan itu,” ujar Heni.
Bantu Heni Berjuang Lawan TB dan Hidupi 3 Anaknya
Baca juga: Kembangkan Kapasitas, LAZ Al Azhar Ikuti Kegiatan Sinau Bareng Relawan Bersama BPBD Jatim
Heni berjuang sekuat tenaga. Sosok Ibu tangguh ini dapat menghemat pengeluaran selama 2 bulan pertama dengan mengandalkan tabungannya.
Namun, sudah 2 bulan belakangan, ia mulai kesulitan untuk membayar biaya sewa kontrakan dan menunggaknya.
Tidak hanya itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja terkadang ia mendapatkan bantuan dari tetangganya dan warga sekitar, terlebih lagi Heni masih rutin melakukan pemeriksaan rutin ke Rumah Sakit Hermina, Depok.
“Kebetulan saya tidak mempunyai BPJS untuk biaya pengobatan, namun sedang berusaha mengurusnya ke dinas terkait, tapi prosesnya lumayan lama. Jadi, setiap kali kontrol itu butuh biaya sekitar 50-200 ribu rupiah tergantung dari tindakan yang saya terima dan saya terpaksa suka meminjam ke tetangga buat bayar rumah sakitnya,” jelas Heni.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi Heni, Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar hadir membantu untuk meringankan kesulitan yang tengah dialami Heni dan anak-anaknya.
LAZ Al Azhar melalui program kegawatdaruratan Zakat Pride menyalurkan bantuan sembako dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan harian mereka dan juga bantuan pembiayaan sewa kontrakan yang menunggak. Adapun penyaluran bantuan dilakukan pada Minggu, 31 Juli 2023.
“Terima kasih atas bantuannya kepada para donatur LAZ Al Azhar, saya sedang berjuang dan semangat untuk sembuh. Mudah-mudahan kedepan saya bisa sehat kembali, bekerja dan membesarkan anak-anak saya,” ujar Heni.