PENTINGNYA memahami jamu sebagai penyeimbang sistem tubuh, terutama sistem pencernaan. Jamu memiliki konsep balance and harmony.
Jamu dapat menyeimbangkan sistem tubuh dan menciptakan harmoni dengan lingkungan sekitar.
Jamu bukan hanya sekadar ramuan, tetapi merupakan filosofi warisan leluhur yang menekankan keseimbangan antara tubuh manusia dan alam.
Sejumlah jenis jamu gendong tradisional Indonesia seperti kunyit asam, beras kencur, cabe puyang, pahitan, kunci suruh, hingga sinom memiliki khasiat yang signifikan terhadap sistem pencernaan. Kunyit asam, misalnya, dikenal membantu meredakan keluhan menjelang menstruasi.
Baca juga: LPPOM Imbau Masyarakat Waspada Terhadap Jamu Mengandung Alkohol di Rute Mudik
Simak Alasan Jamu Dijadikan Sebagai Penyeimbang Sistem Tubuh
Sementara itu, sinom dinilai efektif dalam meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan. Adapun jamu pahitan diyakini mampu mengatasi keluhan seperti perut begah dan kurang nafsu makan.
Tak hanya tanaman obat, madu sebagai bahan alami berbasis hewani yang kaya manfaat bagi pencernaan. Madu sangat efektif bagi penderita gastritis, GERD, hingga tukak lambung.
Madu memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, serta viskositas tinggi yang mampu melindungi mukosa lambung dan saluran cerna.
Kombinasi madu dan kunyit pun direkomendasikan sebagai solusi pencernaan alami yang terbukti secara ilmiah.
Senyawa kurkuminoid dalam kunyit, kata Inggrid, memiliki efek meredakan peradangan, memperbaiki sistem pencernaan, dan cocok dikonsumsi oleh berbagai tipe tubuh.
Lebih lanjut, pemanfaatan jamu yang telah diolah secara modern dan memiliki izin edar agar manfaatnya lebih luas dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Jamu termasuk herbal yang diteliti di banyak negara. Jadi evidence-nya itu pembuktiannya sudah kuat banget.
Dalam kesempatan yang sama, pentingnya mengangkat jamu dari sekadar objek penelitian menjadi produk unggulan yang memiliki daya saing tinggi.
Jamu tidak sekadar ramuan, tetapi juga cerminan budaya yang diwariskan turun-temurun. Kini, semakin banyak jurnal ilmiah dan seminar yang membahasnya sebagai potensi besar obat tradisional.
Jamu merupakan representasi dari kearifan lokal yang telah terbukti secara empiris dan terus dikaji secara ilmiah untuk dikembangkan lebih lanjut. [Din]