DIABETES tipe 1 pada anak masih sering terlambat dikenali, padahal gejala bisa terlihat dari kebiasaan sehari-hari. Jika orangtua lebih peka, kondisi ini bisa lebih cepat terdeteksi dan ditangani.
Gejala diabetes tipe 1 dapat muncul tiba-tiba. Orangtua perlu memperhatikan perubahan kecil pada anak, terutama jika disertai penurunan kondisi fisik.
Baca juga: Kenali Tanda dan Gejala Kanker Anak
Perhatikan Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak
Ada beberapa tanda khas yang bisa menjadi peringatan dini yaitu:
Sering berkemih (banyak kencing), termasuk anak yang sudah tidak ngompol tiba-tiba kembali ngompol
Banyak minum karena rasa haus yang tidak wajar
Banyak makan tetapi berat badan justru turun drastis
Tubuh lemas atau anak terlihat cepat loyo tanpa alasan jelas
Jika anak menunjukkan gejala tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kadar gula darah.
Selain gejala utama, infeksi virus dapat memperburuk kondisi diabetes tipe 1. Beberapa penyakit, seperti COVID-19, flu singapura, dan polio bisa memicu gangguan autoimun yang memperparah penyakit ini.
Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk tidak mengabaikan perubahan kesehatan anak, terutama setelah sakit atau terpapar infeksi tertentu.
Pemanfaatan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di puskesmas. Program ini bisa membantu mendeteksi gula darah anak sejak dini.
Pemeriksaan berkala sangat penting untuk menghindari komplikasi serius akibat keterlambatan diagnosis.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pentingnya keberadaan klinik diabetes anak di setiap daerah. Dengan adanya fasilitas ini, anak-anak yang terdeteksi diabetes bisa terus dipantau dan mendapat perawatan sesuai kebutuhan.
Berdasarkan data program Changing Diabetes in Children (CDiC), jumlah anak yang mengalami diabetes tipe 1 di Indonesia dari tahun 2021 hingga sekarang mencapai 2.085 anak. Prevalensi kasus ini juga meningkat pesat. Pada tahun 2000, angkanya hanya 3,88 per 100 juta jiwa.
Namun, pada tahun 2010 melonjak menjadi 28,19 per 100 juta jiwa, atau naik tujuh kali lipat dalam 10 tahun. [Din]