ChanelMuslim.com – Program menuju lansia sehat dan bahagia sangat diperlukan. Hal ini karena persentase penduduk Lansia dan Balita pada tahun 1971-2045 diprediksi semakin lama semakin meningkat hampir seiring dengan jumlah balita. Untuk saat ini, jumlah lansia sekitar 10 persen dan terus meningkat dengan berjalannya waktu.
dr. Erna Mulati, MSc., CMFM, sebagai Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan menyampaikan materi mengenai “Lansia dalam Perspektif Kesehatan Nasional” dalam webinar berjudul “Mengenal Fenomena Kerentaan/Frailty pada Lansia; Menuju Lansia Sehat dan Bahagia.”
“Program lansia sehat dan bahagia sangat diperlukan karena kerentaan yang cenderung lebih besar terjadi pada lansia,” ujar dr. Erna dalam webinar yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Persatuan Geriatri Indonesia dan Dompet Dhuafa, Jumat (11/06).
Sementara itu, Direktur Dakwah, Budaya dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa, Ahmad Shonhaji mengatakan bahwa webinar tersebut diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Lanjut Usia Nasional yang jatuh pada 29 Mei 2021.
Menuju Lansia Sehat dan Bahagia
Shonhaji menambahkan dalam Program Lanjut Usia yang diupayakan oleh Dompet Dhuafa, telah ada 39 pos sehat dalam program lansia, serta layanan kesehatan mobile untuk screening kesehatan.
Ada pula kegiatan pendampingan daycare berupa penyaluran bakat seni dalam upaya kesehatan dan kebahagiaan di hari-hari lansia.
Menurut Prof. Dr. dr. Siti Setiati kerentaan atau frailty adalah kondisi klinis di mana terdapat peningkatan kerentanan terhadap ketergantungan dan/atau kematiaan apabila ada stressor.
Ia menambahkan, “Terdapat peningkatan jumlah lansia yang berada dalam kondisi pre-frail”. Kondisi pre-frail adalah kondisi lansia dengan komordibitas terkontrol dan masih dapat melakukan kegiatan secara mandiri. Sedangkan lansia dengan klasifikasi robust, yaitu lansia sehat, tanpa penyakit, dan mandiri, sangat sedikit. Klasifikasi paling rentan adalah frail. Yaitu, lansia dengan ketergantungan dan memiliki berbagai penyakit.
Untuk pencegahan kerentanan pada tiga klasifikasi lansia tersebut, dokter spesialis penyakit dalam ini menampilkan di dalam slidenya kerangka kerja WHO untuk menua dengan sehat (Healthy Aging). Untuk katergori robust, ia mengatakan “Agar tidak jatuh pada pre-frail apalagi frail, perlu deteksi dini terhadap penyakit-penyakit tidak menular dan mempromosikan hidup sehat”
Sedangkan untuk kategori pre-frail dilakukan upaya memperlambat penurunan kapasitas. Pada kategori frail maka tatalaksanakan Penyakit Tidak Menular tahap lanjut, dengan tetap beraktivitas sesuai kapasitas. Semua ini dilakukan dalam upaya untuk memiliki akhir hidup yang bermartabat.
[Ln]