ChanelMuslim.com – Dokter Spesialis Anak Subspesialisasi Pulmonologi Respirologi, Nastiti Kaswandani, mengatakan sejauh ini, fatality rate atau angka kematian yang disebabkan oleh virus corona pada anak sangat rendah dibandingkan pada orang dewasa. Justru kata Nastiti, virus tersebut lebih berbahaya jika menginfeksi orang lanjut usia (lansia).
“Sejauh ini fatality rate pada anak sangat rendah, mungkin juga karena kasusnya belum banyak. Yang tertinggi justru orang tua, di atas 65 tahun,” ujar Nastiti saat dikonfirmasi, Jumat (13/3) dilansir Republika.
Begitu juga dengan potensi penularannya, menurut Nastiti, penularan virus dari anak kepada orang dewasa lebih kecil dibandingkan dari orang dewasa. Kendati demikian, penularan melalui percikan bersin dari mereka yang terpapar virus cotona tetap harus dihindari.
“Potensi penularan sama melalui droplet (tetesan) namun untuk menularkan ke yang lain, dari anak lebih kecil dibanding orang dewasa,” ujar Nastiti.
Sementara itu, Konsultan Respirasi Anak di RSCM, Prof. Dr. dr. Bambang Supriyatno, SpA(K), menjelaskan anak-anak adalah objek yang rentan terserang virus. Alasannya, sistem imunitas pada bayi dan anak masih belajar mengenali dan melindungi tubuh dari kuman yang masuk.
Sedangkan pada anak remaja dan orang dewasa, sistem imunitas tubuhnya sudah langsung mengenali jenis kuman dan segera menyerangnya begitu kuman masuk ke dalam tubuh.
“Meski tertular kalau daya tahan tubuh bagus kita tidak akan menjadi sakit. Sebaliknya, ketika daya tahan tubuh turun, bila terpapar virus, kita mudah sakit,” ujarnya, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Karena itu, Prof. Bambang menyarankan orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap virus corona. Namun, tidak juga harus berlebihan menyikapi kasus virus corona ini.
Orang tua juga harus menerapkan pola hidup bersih dengan rutin mencuci tangan dengan baik dan benar. Anak disarankan menggunakan masker saat berpergian.
Namun yang paling utama menurutnya adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan antibodi. Konsumsi makanan bergizi seperti sayur, lauk pauk, buah dan susu.
Bila memerlukan asupan suplemen atau vitamin, juga boleh dikonsumsi.
“Kalau daya tahan tubuh menurun, lemas, bersin, sibuk berpergian, bisa pakai imunostimulan. Ini bisa untuk anak-anak, konsumsi sesuai dosis yang dianjurkan dalam bentuk sediaan sirup,” tambahnya.
Ia menambahkan, pada kondisi seperti saat ini, orang tua sebaiknya menghindari atau mengurangi membawa anak balita ke tempat ramai, hal ini untuk mengurangi risiko anak terpapar virus corona. Jangan pula pergi ke daerah-daerah endemik virus corona. Anak dan orang tua juga harus mendapatkan istirahat yang cukup.
“Orang tua juga harus lebih cermat memantau kesehatan anak. Amati gejala-gajala penyakit yang mungkin terjadi pada anak agar bisa cepat tertangani. Cek juga apakah anak mengalami lemah, letih, lesu, karena itu bisa jadi pertanda kualitas kesehatan anak sedang menurun. Bila ini terjadi, segera asup nutrisi baik pada anak agar pertahanan tubuhnya prima, bila tidak kunjung membaik dan terjadi gejala flu serta demam maka segera bawa ke dokter,” ujar Prof. Bambang.
Jumlah total kasus positif corona di Indonesia melonjak. Dari 69 kasus positif corona jenis baru atau Covid-19, dua di antaranya adalah balita.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto, mengatakan pasien yang dinyatakan positif corona kini bertambah hingga 35 orang sehingga total kasus mencapai 69 orang, kemudian bertambah lagi menjadi 134 kasus dan per hari ini menjadi 172 kasus.
Dua di antara pasien positif tersebut diketahui merupakan balita. Menurut Yurianto, kedua balita tersebut merupakan kasus yang ditemukan dari pelacakan kasus sebelumnya. Keduanya diketahui tertular dari kedua orang tuanya.
Pasien anak yang positif corona merupakan yang pertama di Indonesia. Sebelumnya, pasien positif corona merupakan dewasa.
Pasien tersebut adalah kasus nomor 49, anak laki-laki usia tiga tahun. Kondisinya disebut Yurianto ringan sedang.
Sedang pasien anak berikutnya adalah kasus 54. Yaitu anak laki-laki usia dua tahun. Kondisinya sakit sedang.[ind]
Sumber: Republika