ChanelMuslim.com – Diagnosis kanker usus besar yang kerap dialami wanita adalah dengan mengetahui gejala yang dirasakan. Selain itu, Sahabat Muslim juga dapat mengetahui gejala awal penyakit ini dari riwayat kesehatan keluarga.
Dikutip dari Alodokter, dokter juga akan menanyakan apakah pasien menderita suatu penyakit yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar, serta menelusuri riwayat kesehatan keluarga pasien.
Diagnosis Kanker
Setelah itu, untuk mengetahui diagnosis kanker, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pemeriksaan penunjang, seperti berikut.
Endoskopi
Endoskopi dilakukan oleh dokter gastroenterologi untuk melihat kondisi usus besar, menggunakan alat khusus berupa selang fleksibel dengan kamera pada ujungnya, yang dimasukkan melalui anus. Pemeriksaan dengan alat ini disebut kolonoskopi.
Selain dengan selang fleksibel, terdapat juga endoskopi dengan media kapsul berkamera yang harus ditelan oleh pasien, untuk melihat keseluruhan saluran pencernaan.
Biopsi usus
Biopsi merupakan pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan usus untuk diperiksa di bawah mikroskop, guna melihat ada tidaknya sel ganas (kanker).
Biopsi bisa dilakukan saat pemeriksaan kolonoskopi, atau saat operasi pada perut untuk mengangkat sebagian usus besar.
Untuk mengetahui seberapa jauh kanker telah menyebar, serta untuk menilai fungsi organ lain dan keberhasilan pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan:
Rontgen
Foto Rontgen dilakukan untuk melihat kondisi usus besar. Agar hasilnya lebih jelas, pasien akan diminta untuk meminum larutan zat warna khusus (kontras) terlebih dulu.
CT scan
CT scan dilakukan untuk melihat kondisi usus besar dan jaringan di sekitarnya secara lebih rinci.
Tes darah
Tes darah dapat memberikan informasi mengenai fungsi berbagai organ sebelum dokter onkologi melakukan pengobatan, misalnya jumlah sel darah, fungsi hati, dan fungsi ginjal.
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan yang dinamakan CEA untuk menilai respon terhadap pengobatan.
Dokter menganjurkan orang-orang yang berisiko tinggi terkena kanker usus besar untuk menjalani skrining kanker usus besar secara berkala. Tujuannya adalah agar jika muncul kanker, dapat segera ditangani.
Skrining kanker usus besar
Selain diagnosis kanker, dokter juga akan melakukan skrining kanker usus besar yang dianjurkan pada pria dan wanita yang berusia 45 tahun ke atas.
Beberapa pemeriksaan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut.
Pemeriksaan tinja, setiap 1 tahun.
Kolonoskopi, setiap 10 tahun.
CT scan perut, setiap 5 tahun.
Pemeriksaan tersebut dapat mendeteksi adanya darah di dalam tinja, atau polip di usus yang dapat berkembang menjadi kanker usus besar. Diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko setiap pemeriksaan.
Baca Juga: Kenali Kanker Usus Besar yang Kerap Terjadi pada Wanita
Stadium Kanker Usus Besar
Berdasarkan tingkat keparahannya, kanker usus besar terbagi menjadi beberapa stadium, yaitu:
Stadium 1
Pada tahap ini, kanker hanya tumbuh di dalam usus besar.
Stadium 2
Pada tahap ini, kanker telah menembus dinding usus besar.
Stadium 3
Pada tahap ini, kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening yang letaknya berdekatan dengan usus besar.
Stadium 4
Stadium ini merupakan tingkat paling parah dari kanker usus besar, yaitu kanker telah menyebar jauh dan menyerang organ-organ tubuh lainnya, seperti paru-paru atau hati.
Stadium kanker usus besar akan ditentukan setelah dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien. Penentuan stadium ini membantu dokter untuk merencanakan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Cegah Kanker Usus Besar dengan 9 Makanan Berikut
Pengobatan Kanker Usus Besar
Pengobatan kanker usus besar dilakukan sesuai stadium atau tingkat keparahan kanker. Beberapa jenis pengobatan untuk mengatasi kanker usus besar adalah:
Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker pada usus besar. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada tingkat keparahan dan penyebaran kanker.
Dalam operasi, bagian usus besar yang mengalami kanker beserta sedikit jaringan sehat di sekitarnya akan dipotong dan diangkat.
Setelah itu, pangkal usus besar akan disambungkan ke sisa usus besar yang menuju anus, atau langsung disambungkan ke lubang buatan pada dinding perut sebagai tempat keluarnya tinja. Lubang ini disebut stoma, dan dibuat melalui operasi kolostomi.
Selain memotong usus besar, operasi juga dapat dilakukan untuk mengangkat kelenjar getah bening yang sudah digerogoti oleh kanker.
Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian obat-obatan dalam beberapa siklus yang diatur oleh dokter onkologi. Beberapa contoh obat kanker usus besar adalah oxaliplatin dan irinotecan.
Radioterapi
Radioterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radiasi. Sinar ini dapat dipancarkan dari alat di luar tubuh (radioterapi eksternal) atau dari alat yang dipasang dekat lokasi kanker (radioterapi internal).
Terapi obat bertarget
Berbeda dengan kemoterapi yang menyerang sel kanker sekaligus sel yang sehat, obat ini bekerja dengan membunuh sel-sel kanker secara spesifik.
Terapi obat bertarget dapat diberikan tunggal atau dikombinasi dengan metode pengobatan lain. Beberapa obat yang digunakan, antara lain:
Regorafenib
Cetuximab
Bevacizumab
Ramucirumab
Secara umum, pasien yang menderita kanker usus besar dan terdiagnosis sejak stadium awal memiliki tingkat kesembuhan lebih tinggi dibandingkan pasien yang terdiagnosis pada stadium akhir.
Pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari kanker usus besar masih memiliki risiko untuk menderita kanker kembali.
Untuk memastikan bahwa kanker usus besar tidak muncul kembali, dokter akan menjadwalkan kontrol pasien secara berkala.
Baca Juga: Tumor Pancoast, Ketika Sakit Mata Penyebab Kanker Paru
Pencegahan Kanker Usus Besar
Kanker usus besar dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil risiko terkena penyakit ini adalah:
Berolahraga secara rutin.
Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung serat.
Menjaga berat badan ideal.
Berhenti merokok.
Mengurangi atau menghindari minuman beralkohol.
Selain itu, agar kanker usus besar bisa dideteksi sedini mungkin, pemeriksaan melalui skrining juga perlu dilakukan.
Metode pemeriksaan ini sangat dianjurkan, khususnya bagi orang yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker usus besar, serta orang berusia 50 tahun ke atas.
Sahabat Muslim, itulah artikel mengenai diagnosis kanker usus besar, pengobatan, serta cara pencegahannya. Semoga kita semua dapat menjaga kesehatan sehingga terhindar dari penyakit kanker usus besar.[ind]