KEHEBOHAN penculikan anak kembali terjadi. Korbannya anak-anak usia tujuh tahun ke bawah. Apa yang sebaiknya dilakukan ayah ibu?
Berita tentang kasus penculikan anak kembali meneror para orang tua. Kabar itu begitu massif tersebar melalui media sosial.
Ada video balita yang dibawa kabur dengan menggunakan sepeda motor dan bajaj. Ada video penculik yang ditangkap warga. Bahkan ada isu tentang motif penjualan organ tubuh anak oleh para penculik.
Memang, ada reaksi yang berbeda antara ayah dan ibu terhadap massifnya info ini. Para ibu terasa jauh lebih tegang dan was-was dibandingkan reaksi para ayah.
Hal ini mungkin wajar. Karena para ibu lebih detil menggeluti interaksi dengan balita mereka. Dan begitu sangat terasa jika buah hati mereka tiba-tiba ‘terancam’ oleh para penculik.
Reaksi yang Positif
Bahasan ini tentu tidak bermaksud untuk menambah kehebohan baru. Atau, menjadikan isu penculikan seolah menjadi teror yang memang pantas untuk bikin panik.
Bukan itu. Karena informasi yang ‘menggugat’ emosional orang tua khususnya ibu, akan sangat berpengaruh terhadap mental ibu dan buah hatinya.
Kita tidak menafikan maraknya isu kasus ini. Tapi, tidak juga bereaksi berlebihan. Karena hal yang berlebihan akan memunculkan madharat baru. Terlebih terhadap anak.
Yang perlu dibangun adalah reaksi positif. Yaitu, mengoptimalkan perlindungan dan pembinaan untuk anak yang mungkin sempat terlalaikan sebelum ini.
Karena tanpa isu penculikan ini pun, hal tersebut memang sangat patut diperoleh anak-anak dari para orang tuanya.
Dengan begitu, kita sudah berikhtiar secara optimal untuk keselamatan dan kebaikan anak-anak. [Mh]