ChanelMuslim.com- Meski masih pro kontra, pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas disambut baik orang tua siswa sekolah dasar, khsusunya para ibu. Setidaknya, mereka tidak terlalu tegang ketika jam sekolah anak-anaknya dimulai.
Para orang tua siswa sekolah dasar, khususnya para ibu, menyambut baik PTM terbatas. Mereka begitu antusias mengantar jemput putera-puterinya ke sekolah.
Antusiasme ini bukan hanya karena anak-anak mereka bisa kembali bertemu guru dan teman-teman di sekolah. Tapi juga karena terbebas dari “penderitaan” mengurus belajar anak-anak mereka selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ.
Selama pandemi, ibu-ibu yang anak-anaknya masih SD memang mendapat “jam lembur”. Yaitu, mendampingi putera-puteri mereka belajar via online. Saat itu, mereka seperti mendapat peran ganda: sebagai guru, sekaligus sebagai murid.
Sebagai guru, ketika ibu-ibu menerjemahkan instruksi atau arahan para guru yang diterima lewat video atau pesan elektronik seperti WA. Sebagai murid, ketika mereka mengejar ketertinggalan putera-puteri mereka dalam menuntaskan tugas-tugas sekolah.
Padahal, sebagai ibu, mereka juga punya kesibukan reguler yang tak bisa ditunda atau ditinggal. Seperti, memasak, mengurus rumah, dan lainnya.
Itu kalau satu anak yang sekolah SD. Bayangkan jika yang sekolah ada tiga anak: kelas 1, kelas 3, dan kelas 5. Sempurna sudah “penderitaan” untuk seorang ibu selama jam sekolah putera-puterinya berlangsung.
Bukan hanya para ibu yang ikutan senang. Para bapak juga merasa lega dan bahagia. Berbeda dengan ibu yang senang karena tidak lagi begitu bersusah payah melayani anak-anaknya belajar. Para bapak senang karena mereka tidak lagi melihat anak-anak begitu menderita dalam ketegangan ibu-ibu selama jam belajar.
“Alhamdulillah, anak-anak jadi nggak sering diomelin ibunya selama jam belajar,” begitu ujar seorang bapak yang dua puterinya masih di bangku sekolah dasar. [Mh]