• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, 1 November, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Figur

Sesal Pedih Seorang Sarjana

Juni 5, 2024
in Figur, Unggulan
Sesal Pedih Seorang Sarjana

Foto: Unsplash

89
SHARES
687
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

SESAL Pedih Seorang Sarjana, oleh ArtaAbuAzzam

Namanya Manshur Fahmi. Gelarnya mentereng: Doktor bidang filsafat dari Universitas Sorbonne, Paris, Perancis. Masa mudanya dipenuhi semangat yang menggebu-gebu dalam meraih titel akademik.

Di Sorbonne, ia dibina oleh para orientalis. Penelitiannya tentang “Kedudukan Perempuan dalam Islam” memantik kegaduhan publik, terutama di kalangan ulama Mesir. Dalam penelitiannya, ia ingin membuktikan betapa buruknya perlakuan Islam terhadap perempuan, bahkan menulis cerita yang melecehkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagai seorang bertitel doktor dari salah satu kampus ternama di dunia, ia merasa bangga dengan hasil penelitiannya, tak peduli orang menganggapnya kontroversial dan menyimpang. Ia melakukan banyak polemik sengit dengan ulama-ulama Mesir.

Sesal Pedih Seorang Sarjana

Sampai tiba pada satu kesempatan yang membawa dirinya berhadapan dengan Grand Syaikh Al-Azhar, Hassunah bin Abdullah bin Hasan An-Nawawi Al-Hanafi Al-Azhari (1255-1343 H/ 1839-1925 M), Syaikhul Azhar ke-23. Sebagai Grand Syaikh, Hasunah An-Nawawi sangat disegani dan dihormati. Jiwanya lapang dengan pembawaan yang lembut.

“Benarkah Anda yang menulis tentang kedudukan perempuan dalam Islam, sehingga banyak orang menyebut Anda mengingkari agama?” Tanya Syaikh Hasunah.

“Iya, benar,” jawab Manshur Fahmi.

“Pernahkah Anda membaca Kitab Suci Al-Qur’an dan kitab hadits Al-Bukhari?” kata Syaikh.

“Kalau belum, bacalah…” ujar Syaikh lagi.

Betapa terpukulnya ia mendengar ucapan Grand Syaikh Al-Azhar tersebut. Setelah pertemuan itu, ia kemudian beri’tikaf, tenggelam dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits yang ada dalam Kitab Al-Bukhari. Ia membaca, mengkaji, dan merenungi apa yang ada dalam Kitab yang seharusnya menjadi rujukan dan panduan hidup seorang muslim.

Setelah tenggelam dalam kekhusyukan bersama Al-Qur’an dan Kitab Al-Bukhari, ia berujar, “betapa bodohnya aku sampai tak mempelajari kitab itu sebagai sumber agama dan sejarahnya.”

Setelah lama mengkaji dan merenung, ia mengatakan, “Maka tak ada jalan lain bagiku daripada bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasulnya!”

Demikianlah perjalanan spiritual dan intelektual Prof. Manshur Fahmi. Kisah ini diceritakan oleh Abdul Rahman (A.R) Baswedan, tokoh perintis kemerdekaan, yang pada tahun 1947, bersama Haji Agus Salim pernah bertemu dengannya. “Setelah mempelajari Islam dari sumber pokoknya, bertemulah dia dengan kebenaran!” Tulis A.R Baswedan.

Setelah itu, Prof.Dr Manshur Fahmi menjadi orang terdepan dalam membela ajaran-ajaran Islam yang diserang oleh pemikiran-pemikiran orientalis Barat. Pemikirannya berbalik 180 derajat; dari yang tadinya benci terhadap ajaran Islam, menjadi pembelanya yang gigih. Ia membentuk organisasi Syubbanul Muslimin (Himpunan Pemuda Islam). Kematiannya ditangisi oleh rakyat Mesir, karena kegigihannya sikapnya.

“Memang Almarhum telah melakukan suatu kesalahan besar sebagai sarjana, dalam karya ilmiahnya dulu. Tetapi dia sebenarnya telah jadi korban promotornya, seorang orientalis, mahagurunya, yang di antara para orientalisten memang terkenal dengan pembahasan-pembahasannya yang bertentangan dengan, dan anti-Islam…” ujar sahabat dari Prof. Manshur.

Setelah ‘pertaubatannya’ dari pemikiran liberal, Prof. Manshur memang banyak menulis dan memberikan kajian-kajian seputar pemikiran keislaman. Para muridnya menjulukinya dengan sebutan “Ahli Filsafat yang Filosof”.

A.R Baswedan yang heran dengan sebutan itu kemudian bertanya pada salah seorang muridnya,

“Bukankah seorang ahli filsafat otomatis seorang filosof?”

Muridnya menjawab, “Tuan tahu, banyak ahli filsafat, mahaguru, yang mungkın lebih luas dan lebih dalam ilmunya dalam filsafat, namun mereka itu bukan filosof dalam kehidupan dan sikap hidupnya. Filsafat hanya hidup dalam kepalanya, tapi mati dalam hatinya. Seperti juga banyak ahli hukum yang tidak mencerminkan ilmunya dalam kehidupan dan sıkap hidupnya, “ ujar murid Prof. Manshur.

Banyak orang yang, “Dalam teori ulung, namun dalam kehidupan prive (pribadi) dan kemasyarakatan megap-megap!” tambahnya lagi.

“Maka setelah almarhum (Prof. Manshur) kembali ke sumber utama tadi, menuruti nasihat Syaikh Al-Azhar, dan yang demikian itu adalah justeru tuntutan tanggung jawab seorang sarjana, bertemulah dia dengan kebenaran yang mantap dalam pikiran dan hatinya,” kenang A.R Baswedan.

“Kebenaran yang menjadi tujuan tiap- tiap sarjana, dan dengan demikian ia telah berbuatlah apa yang mestinya diperbuat oleh seorang sarjana, yang katanya mau berlaku secara ilmiah,” tambahnya lagi.

A.R Baswedan menulis, “orang tidak tahu, betapa gerangan dia telah menderita batin sepanjang hidupnya, sesal pedih yang mengiris-iris hatinya dan tak pernah kunjung padam, setiap kali dia teringat akan kecorobohan ilmiahnya…”.

Namun begitu, karena pertaubatannya kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits, dan menjadi pembela ajaran Islam yang gigih di kemudian hari, maka Prof. Manshur Fahmi dapat menghadap Allah subhanahu wa ta’ala dengan jiwa yang tenang dan hati yang bersih.

Tajuk postingan, “Sesal Pedih Seorang Sarjana” adalah judul yang ditulis oleh A.R Baswedan di Majalah Gema Islam No. 29 Tahun II, 1 April 1963/ Dzulqadah 1384, yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak tersesat dalam pemikiran yang menyimpang.

Sebagai seorang muslim, janganlah kita silau dengan peradaban Barat dan doktrin-doktrin orientalis, kemudian minder dengan keunggulan pedoman hidup yang kita miliki.

Dalam berpikir dan bertindak, jadikalanlah Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman, agar jangan sampai kita menyesal, merasakan pedih berada dalam kegoncangan batin karena jauh dari keduanya. Wallahu a’lam.

 

Baca Juga: Kisah Jamaah Haji yang Saling Peduli dan Saling Menjaga

 

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Jejak Nabi di Kota yang Diguncang Gempa Turki

Next Post

Soal Dewan Media Sosial, Menteri Budi Arie: Usulan UNESCO untuk Child Online Protection

Next Post
Soal Dewan Media Sosial, Menteri Budi Arie: Usulan UNESCO untuk Child Online Protection

Soal Dewan Media Sosial, Menteri Budi Arie: Usulan UNESCO untuk Child Online Protection

Awal Tahun 2024, Dompet Dhuafa Dirikan Kandang Neo Plasma di Serang Banten

Awal Tahun 2024, Dompet Dhuafa Dirikan Kandang Neo Plasma di Serang Banten

Cara Terbaik Makan Telur Saat Hamil serta Manfaatnya

Cara Terbaik Makan Telur Saat Hamil serta Manfaatnya

  • Perang Pemikiran, Louis IX, dan Alasan Kenapa Umat Hari Ini Diam Atas Palestina

    Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1531 shares
    Share 612 Tweet 383
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7570 shares
    Share 3028 Tweet 1893
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3160 shares
    Share 1264 Tweet 790
  • 3 Hal Yang Tidak Bisa Kembali Dalam Kehidupan Kita

    223 shares
    Share 89 Tweet 56
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    4860 shares
    Share 1944 Tweet 1215
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5100 shares
    Share 2040 Tweet 1275
  • Polusi Mikroplastik di Udara Mencapai Tingkat Mengkhawatirkan

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Untuk Pemula, Belajar Islam Mulai dari Mana?

    3002 shares
    Share 1201 Tweet 751
  • Bacaan Doa saat Duduk Tasyahud Akhir Lengkap Beserta Latin dan Terjemahannya

    1978 shares
    Share 791 Tweet 495
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5133 shares
    Share 2053 Tweet 1283
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga