MENGAPA kekuasaan yang terlalu lama cenderung beracun? Ditulis oleh Cahyadi Takariawan
Pagi ini saya menyimak ulang ulasan Theodor Schaarsmidt berjudul “When Power Turns Toxic”, yang ditulis tahun 2017 lalu.
Sebuah pertanyaan menggelitik dia lontarkan, terkait perubahan karakter pemimpin.
“Mengapa banyak pemimpin bisa berubah, dari seorang pemimpin yang awalnya merakyat, menjadi seorang tiran?” Ini pertanyaan kritis Schaarsmidt.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan segera teringat ungkapan sejarawan John Dalberg Acton, di akhir abad 19, yang menunjukkan efek racun dari kekuasaan.
“Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bahwa kekuasaan cenderung merusak, dan kekuasaan absolut merusak secara absolut, ungkap John Acton.
Namun Schaarsmidt mencoba memberikan pandangan alternatif.
Mungkin saja para politisi papan atas, CEO, dan mereka yang menduduki jabatan puncak dengan cepat di bidangnya, telah memiliki kecenderungan yang kejam dan otoriter sejak awal.
Bisa jadi sifat-sifat itu membantu mereka untuk mengambil dan menggunakan kekuasaan dengan lebih mudah.
Psikolog sosial Susan T. Fiske dari Universitas Princeton memandang, kekuasaan yang luar biasa memang dapat membuat orang merasa dibenarkan untuk menggunakan dan menyalahgunakannya.
“Power allows people to act freely. Kekuasaan memungkinkan orang untuk bertindak bebas,” ujar Susan Fiske.
Mengapa Kekuasaan yang Terlalu Lama Cenderung Beracun?
Baca juga: Betapa Mengerikan Akhir Kisah Para Pemimpin Diktator
Selanjutnya Schaarsmidt menunjukkan beberapa hasil studi bahwa seiring bertambahnya pengaruh seseorang, mereka cenderung kehilangan empati dan ketertarikan pada detail.
Sosiolog Max Weber memandang kekuasaan sebagai kesempatan bagi orang atau kelompok untuk mewujudkan keinginan mereka sendiri dalam tindakan komunal, bahkan terhadap perlawanan orang lain.
Apakah para pemimpin menggunakan pengaruh mereka untuk kebaikan secara kolektif, atau untuk mendapatkan keuntungan bagi mereka sendiri, bergantung pada banyak faktor.
Lord Acton menyatakan bahwa kekuasaan dapat merusak dan ternyata memang sering terjadi tetapi penelitian modern juga meyakinkan kita bahwa hal negatif itu tidak harus terjadi.[Sdz]