KETUA Relawan Tuli Indonesia Dr. Muhammad Fauzi, S.Des., M.DS. mengatakan bahwa disabilitas bukan berarti tidak mampu, tapi mereka mampu dengan caranya.
“Mindset masyarakat terhadap disabilitas, diskriminasi di semua sektor harus diubah, salah satunya kesetaraan di bidang pendidikan,” ujar Fauzi seusai Deklarasi Dukungan terhadap Capres-Cawapres Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Selasa, (19/09/2023).
Peraih rekor MURI sebagai Penyandang Disabilitas Pertama Peraih Gelar Doktor dalam Seni Bidang Fotografi itu juga merasakan hal yang sama ketika dirinya diuji secara langsung dalam Sidang Promosi Doktoral oleh Anies Rasyid Baswedan di Kampus Institut Seni Indonesia Surakarta itu pada 12 Juni 2023 lalu.
“Bagi seorang Tuli, itu adalah prestasi yang luar biasa, kesetaraan bagi disabilitas untuk mencapai gelar doktor,” lanjut Fauzi.
Ia menambahkan, mengubah mindset masyarakat tidak bisa dalam waktu singkat, melainkan bertahap.
“Mulai bertahap mengubah mindset masyarakat, disabilitas bukan berarti tidak mampu, disabilitas itu mampu dengan caranya,” ungkap Fauzi yang juga Dosen tetap Universitas Esa Unggul Jakarta sejak 2009.
Bidang keilmuan yang ditekuni Fauzi mencakup Fotografi Dasar, Fotografi Produk, Fotografi dalam ruang, Fotografi luar ruang, tata cahaya, dan komputer grafis industri.
Bagi Fauzi, setiap Tuli mampu mencapai kesuksesan asal menemukan jalannya.
“Semua itu ada jalannya karena saat ini didukung oleh teknologi yang mempermudah komunikasi,” katanya.
Ketua Relawan Tuli Indonesia: Disabilitas Bukan Berarti Tidak Mampu
Terkait dengan deklarasi Relawan Tuli Indonesia Dukung Anies, Fauzi mengatakan bahwa saatnya Tuli berani bersuara dan berpartisipasi menentukan masa depan bangsa.
“Maka kita berani bersuara, kita berani menyampaikan aspirasi, karena kapan lagi bangsa Indonesia ini punya sistem berkeadilan sosial?” lanjutnya.
Kesempatan itu bagi Fauzi adalah bentuk kesadaran Teman Tuli dalam hal literasi politik sehingga mereka dapat berpikir kritis.
“Saya melihat fenomena di masyarakat bahwa Tuli dianggap kelas dua dan tidak layak menjadi pemimpin, maka kami berusaha untuk mengubah mindset tersebut,” jelasnya.
Fauzi menambahkan, Teman Tuli juga mampu dan memiliki hak yang sama untuk perubahan bangsa yang lebih baik.
“Mereka mampu, mereka punya hak, mereka semua sama-sama manusia. Semoga perubahan ini adalah perubahan bagi kita semua yang diberkahi Allah swt,” tutupnya.[ind]