ChanelMuslim.com – Pendiri grup jazz legendaris Krakatau Dwiki Dharmawan Sastrawidjaja bercerita mengenai musik dan dakwah dalam Pengajian Perancis yang digelar secara daring, Rabu (2/9).
“Saya sendiri sudah tidak tahan dengan suara yang terlalu bising. Pada dasarnya, musik sebuah keindahan yang bisa kita sampaikan melalui dakwah,” ujar Dwiki.
Suami Ita Purnamasari ini mengaku kesulitan jika menggunakan instrumen musik elektronik yang kerap kali menimbulkan suara bising dan tidak nyaman di telinga.
“Saya suka menggunakan alat musik akustik dalam dakwah. Alat musik yang tidak terlalu bising seperti violin, cello, flute, piano akustik, dan lain-lain,” tambah pria kelahiran 19 Agustus 1966 itu.
Selama pandemi, Dwiki bersyukur dapat terlibat dalam konser amal yang bersifat charity atau relijius.
“Dalam konser yang bersifat charity atau relijius ini biasanya kesulitan saya ketika ada permintaan yang banyak menggunakan peralatan elektronik,” jelasnya.
Ia menyebutkan beberapa lagu hasil kolaborasinya dengan tim nasyid Snada dan Izzatul Islam yang berkonsep akustik tanpa alat musik.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Meriahkan Ramadan Konser Amal #CukupDariRumah
Hikmah Pandemi bagi Dwiki Dharmawan
Dwiki juga merasakan down dan sedih pada saat awal pandemi karena tidak bisa melakukan apa-apa. Namun, ada hikmah mendalam yang ia rasakan.
“Saya mendapat berkah yang luar biasa. Pertama kali, down, drop, sedih, apa-apa nggak bisa, tapi kemudian dapat berkah banyak sekali mengikuti kajian online, bahkan lintas benua,” ungkap Dwiki.
Ia juga tidak terpikir sebelumnya jika akan dilibatkan dalam konser kemanusiaan maupun konser amal untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Saya tidak terpikir sebelumnya kalau lembaga kemanusiaan, tidak hanya Dompet Dhuafa, ACT, Human Initiative meminta dan melibatkan saya dalam konser virtual yang sifatnya charity untuk membantu masyarakat terdampak covid termasuk nakes. Saya bersyukur bisa dilibatkan,” tandasnya.
Dwiki menyadari, sebelum pandemi, ia jarang sekali mengikuti kajian, paling sebulan sekali kajian rutin yang dia ikuti. Saat pandemi, ia kini malah sering ikut pengajian online.
“Dulu sibuk aja kita, di studio, tur, konser, jarang sekali ikut pengajian. Sekarang online malah sering ikut pengajian. Saya bersama Nini Karlina juga ikut tadabur al-Qur’an setiap pekan,” ujarnya.
Selain itu, hikmah pandemi yang ia rasakan adalah ia dituntut untuk menguasai teknologi yang lebih canggih.
“Kita jadi lebih canggih ya karena pandemi ini. Baru-baru ini, saya jadi juri Lomba Inovasi Musik Nusantara yang juga diadakan secara virtual. Selain itu, AMI Awards juga kita gelar secara virtual. Dengan di rumah saja, saya malah bisa ngajak Nini untuk virtual charity. Jadi kita harus mengambil berkah dari apapun kesulitan yang kita hadapi,”
Dwiki merasakan berkah dari pandemi ini meskipun geraknya terbatas. Ia selalu mengatakan setiap ujian pasti ada sisi positif yang ia rasakan.
Pengajian Perancis diinisiasi oleh para muslimah diaspora asal Indonesia yang bermukim Perancis, Jerman, dan sekitarnya. Kali ini, pbertema Lantunan Hijrah Seorang Musisi digelar pada Rabu, 1 September 2021 atau 23 Muharram 1443 pukul 10.45 CEST/15.45 WIB lewat media Zoom.[ind]