ChanelMuslim.com – Sahabat muslim, kesadaran para desainer di ranah fashion untuk menjadikan produk mereka ramah lingkungan kini sudah mulai besar. Hampir mereka menerapkan prinsip ini dalam kegiatan workshop mereka. Termasuk dengan Desainer Najua Yanti.
Pemilik dan Desainer dari NajuaModestSyariXBellabaric mengaku bahwa dirinya bersama timnya telah menerapkan konsep Zero Waste ini.
"Zero waste yang dilakukan di workshop/studio kami, adalah langkah mengusahakan pemakaian material pada sebuah alur produksi yang pada akhir nya, tanpa terbuang sama sekali. Ini dilakukan karena semakin hari sampah/limbah industri makin menumpuk, dan belum tentu sampah itu bisa langsung tereduksi/hilang/habis di TPA. Karena sifat bahan baju itu sebagian adalah alot, serat nya, dan lama terurai tanah," sebut Najua kepada chanelmuslim.com.
Najua menyebutkan 5 hal yang telah mereka lakukan terkait dukungan mereka dengan Zero Waste:
1. Dalam proses cutting
"Kepala produksi kami, memikirkan peletakan kertas pola sehingga optimal, tidak terlalu banyak bahan terbuang,' ucap Najua.
[gambar3]
2. Dalam proses produksi/penjahitan/finnishing
"Sebisa mungkin, bagian-bagian kecil dari konstruksi baju, diusahakan memakai sisa cutting pola yang besar. Contoh: kantong, manset, bef, kerah, list atau aplikasi ornamen," terang Najua.
3. Bagian ornamen
Ornamen yang dimaksud, adalah detail pada busana, yang bisa menggunakan sisa potongan bahan tersebut. Seperti: aplikasi inisial, garis/stripe, sebagai detail pada baju, atau asesori baju yang pengerjaan nya biasanya dilakukan dengan gunting manual bukan mesin.
"Misal: bros-bros yang dibuat dari bahan sisa produksi. Produksi bros, ini malah, pada beberapa waktu lalu, brand owner/disainer sendiri, membuat pelatihan, bagi ibu-ibu rumah tangga, yang sebagian, pada akhirnya, bekerja di workshop, mencari tambahan untuk keluarga atau berjualan bros itu sendiri, setelah mahir melakukan nya," cerita salah satu Founder dari Hijabersmom Community ini.
[gambar2] Penggunaan ornamen Pita pada koleksinya
Najua mengatakan prinsip zero waste ini sebagai langkah untuk berusaha menjadikan industri fashion sebagai industri sustainable.
"Dapat berlanjut penerapannya seperti ini, eco friendly, termasuk ramah lingkungan dalam kaitan pemberdayaan wanita, agar lebih mandiri, dan ikut membantu kesejahteran keluara mereka sendiri," jelasnya.
4. Sisa Produksi di Salurkan kepada pengepul bahan sisa atau pemulung
Jika masih terdapat bahan sisa produksi, walau jumlahnya mungkin sedikit sekali, biasanya brand owner/disainer meminta agar sisa/sampah tersebut, dikumpulkan dengan maksud diberikan/diambil ke pengepul bahan sisa, atau pemulung, secara free.
[gambar1] Najua menerapkan konsep Zero Waste dalam produksi fashionnya
"Dengan harapan biasanya mereka dapat menjual kembali ke tempat industri berbasis pelatihan seperti BLK. Untuk dijadikan produk kerajinan. Misal: keset, cempal, dll. Di daerah kami, sentra produksi tsb biasanya ada di PIK, dan BLK kelurahan/kecamatan setempat," jelas Mom Najua.
Tak hanya itu, dalam koleksi terbarunya UK ???????? I’m in Love 2 season trend 2020. Najua juga menerapkan Zero Waste.
Hasil penerapan Zero Waste bisa dilihat pada pemakaian pita-pita list bar, aplikasi inisial, detail kantong, dan lain-lain yang penerapannya itu diusahakan dengan azaz ZERO WASTE.
"Sustainably fashion juga dilakukan dengan pemakaian bahan baku yang mudah dicuci todak memerlukan detergen/bahan kimia khusus, misal di dry clean, (kalau perlu, tidak usah disetrika). Dan model nya diusahakan “timeless” alias berpotongan klasik, sehingga bisa dipakai di season apapun/waktu kapanpun/acara apapun," terang Najua lagi.
Tak hanya itu, Najua juga menerapkan model koleksinya yang bisa di mix match, sehingga prinsip sustainably benar teraplikasi.
"Bikin lemari baju gak “gendut” karena menumpuknya baju-baju yang “tidak diperlukan”, karena bisa dipakai kapan saja," tutup Najua.
Sukses untuk Zero Wastenya. [jwt]