ChanelMuslim.com – Setelah lulus dari IFI, Rosie Rahmadi dan Runny Soema merasakan banyak perubahan. Kedua alumni ini pun berbagi kisahnya.
Menurut Rosie Rahmadi, perbedaannya setelah sekolah banyak yang ia rasakan. Sebelum masuk Islamic Fashion Institute, ia memang sudah memiliki tiga brand. Namun, setelah masuk IFI, brandnya semakin bertambah.
"Sebelum sekolah di IFI, hal paling penting dari brandnya yang penting laku dan bisa dijual," ujar Rosie Rahmadi, Desainer di Bandung, Selasa (18/12).
Menurut desainer yang berkacamata ini, ia sekarang tidak hanya fokus pada laris atau lakunya jualan.
Mencari inspirasi pun lebih mudah dan langsung dituangkan pada mood board. Hal ini benar-benar dilakukan agar menjadi panduan untuk membuat koleksi. Dari segi warna, ia juga harus menyesuaikan panduan yang sudah ditetapkan.
"Itu seperti pagar dan tidak boleh keluar dari jalurnya, lalu saya tuangkan dalam bentuk sketsa. Lanjut menstyling selama tiga bulan," tambahnya.
Selain Rossie, Runny Soema juga sudah memiliki brand sebelun masuk IFI. Dalam prosesnya, ia sering buntu dalam mencari ide.
"Suka bingung ya dulu itu, bikin apa lagi ya, terus untuk buat koleksi lagi gimana ya. Saya memang punya passion di fashion, tapi masih belum banyak tahu pakem busana muslimah,"jelasnya.
Setelah lulus dari IFI, ia memang benar-benar meraskan manfaat ilmu luar biasa. Ilmu yang didapat pun ingin dipraktekkan, caranya ia berusaha untuk berhati-hati dalam mendesain.
Ada beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar begitu saja. Hal ini sesuai dengan pemahaman kaidah atau ajaran agama Islam seperti mendesain baju dengan warna mencolok.
Kaidah ini sesuai dengan Islam, para wanita dilarang menonjolkan dirinya melalui riasan dan baju yang dipakainya.
"Kalau saya gak belajar di IFI, saya pasti gak tau itu aturan yang sesuai kaidah Islam. Saya gak akan menggali ilmunya lebih dalam lagi, contohnya baju yang benar untuk para muslimah,"ungkapnya
Ia merasa beruntung sekali bisa dengan kesempatan belajar di Islamic Fashion institute. Jadi, setelah lulus bisa mengamalkannya dan berdakwah secara tidak langsung.
"Saya memang yakin, para founder IFI itu memang mengingkan muridnya bisa mengikuti sesuai kaidah Islam," tutupnya. (Firda)