ChanelMuslim.com – Franka Soeria kembali menunjukkan sisi humanisme di bidang fashion. Setelah sebelumnya mengajak desainer penyandang disabilitas di ajang JMFW 2018, kini pengungsi asing di Indonesia dilibatkan untuk ajang international “La Mode – Sur La Seine a Paris”.
“Gue seneng banget ngelakuinnya dan ketagihan, ini juga bisa bermanfaat buat orang ya. Hati juga lebih damai,” ujar Franka saat ditemui setelah konferensi pers di Kementrian Perindustrian, Jakarta, Rabu (21/11).
Adanya 14.000 pengungsi asing yang terdampar di Indonesia, pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hanya bisa memberikan uang satu juta setiap bulan untuk satu keluarga.
Saking banyaknya jumlah tersebut, pengungsi ini bertebaran dengan menggunakan tenda di Kalideres. Bantuan dari segala macamnya pun sudah diberhentikan, sehingga para pengungsi ini tidak bisa bekerja.
Wanita yang berkaca mata ini pun tergerak membantu sekaligus memberikan donasi, tapi nantinya para pengungsi dilibatkan di kegiatan fashion.
“Dan ternyata mereka keren-keren banget,” tambah Franka Salut dengan pengungsi.
Melalui seleksi sesi wawancara, ada 10 pengungsi baik laki-laki dan perempuan yang terpilih mengikuti benang project di brand Markamarie. Para pengungsi tersebut berasal dari Afganistan, Somalia, Pakistan dan beberapa negara lainnya.
Selama enam bulan ke depan, 10 pengungsi mendapatkan pelatihan serta diperkirakan jumlahnya akan bertambah.
Dalam keterlibatan event international di Paris, para pengungsi sudah mendesain baju agar tampil bagus. Semua koleksinya modest dan tetap berhijab. Karya-karya pengungsi pun bisa di mix and match.
Dari segi cutting, bentuknya lebih universal dan tidak banyak detail. Namun, tetap ada styling yang kuat. Hal ini pun menyesuaikan selera orang Paris.
Menurut Franka, para pengungsi ini memiliki potensi yang bagus, tapi tidak punya kesempatan mengembangkannya. Ia menyediakan tempat tinggal sekaligus lokakarya bagi pengungsi.
Para pengungsi yang sudah lama stuck di Indonesia seperti sudah mati suri. Meski Indonesia awalnya hanya dijadikan transit, tapi negara tujuannya sudah mulai tutup
“Mereka kasian, udah kaya mati suri ya, kerja gak bisa, mau makan laper, minta-minta juga gengsi karena mereka juga udah ada yang jadi desainer, ada juga yang kerja. Cuman karena situasi negaranya, mereka lari,” ungkapnya.
Selain itu, tanpa diketahui sebelumnya, pihak United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) bagian dari PBB ternyata sedang mencari project percontohan. Project dari wanita modest fashion expert ini pun akan digarap menjadi sebuah film di bulan Desember. (Firda)