DESAINER Ayu Dyah Andari dan pemilik Batik Trusmi Sally Giovani berkolaborasi menciptakan koleksi busana yang diberi nama Basundari Kala di Wedari.
Ya, sudah lama Sally Giovani, founder BATIK TRUSMi mengagumi rancangan jenama Ayu Dyah Andari. Ketika berkesempatan berkenalan, terjalin pertemanan.
Kekariban yang seiring sejalan itu membuahkan keinginan berkolaborasi
Rencana pun disusun, dan dimatangkan.
Para ahli di bidang pergelaran dihubungi. Ide semakin mekar berkembang.
Baca Juga : Ayu Dyah Andari Tampilkan Sriwijaya Jumputan Palembang Series dalam Virtual Fashion Show ISEF 2020
Basundari Kala di Wedari Kolaborasi Indah Ayu Dyah Andari dan Batik Trusmi
Dari rencana yang telah rapi dan rinci tersusun itu Ayu Dyah And ari dan Batik Trusmi melontarkan tajuk kolaborasi: BASUNDARi, Kala di Wedari yang dipresentasikan pada 30 September 2022 di Ballroom Hotel Intercontinental Pondok Indah, Jakarta.
Ini merupakan sebuah wujud jernih eksistensi Batik Trusmi sekaligus bentuk nyata Ayu Dyah And ari sebagai perancang busana yang secara konsisten menggelar karya ciptanya di hadapan publik.
Ayu Dyah And ari dan Batik Trusmi menyerukan semboyan Woman Supports Woman dalam Basundari.
Mereka menghela perempuan-perempuan kreatif untuk ikut berdaya dalam pergelaran kali ini.
Ada Passion Jewelry untuk aksesori yang menggunakan previous stone, Tiyasa untuk tas berbahan wastra Indonesia, yang kali ini menggunakan batik mega mendung asal Cirebon, dengan ciri handle yang terbuat dari kulit lizard, serta Rajoet untuk tas daur ulang berbahan plastik dengan temali macrame.
Dalam terminologi bahasa, Basundari bermakna bumi dan dipakai sebagai nama wanita tangguh yang menguasai darat, udara, laut.
Darat terwakili oleh mawar- mawar yang telah menjadi elemen khas dalam tiap rancangan Ayu Dyah Andari Udara direpresentasikan dengan motif mega mendung Batik Trusmi.
Laut diterjemah kan menjadi aksesori yang diciptakan khusus oleh Passion Jewelry untuk koleksi Basundari, seperti anting, cincin, gelang, kalung dan bros dengan nama, Gems of Katulistiwa.
“Batik Trusmi punya tanggung jawab menghidupkan serta men}aga batik untuk tetap menjadi identitas bangsa Indonesia. Bekerja sama dengan jenama Ayu Dyah Andari adalah bentuk tanggung jawab kami agar batik tetap lestari. Kolaborasi ini melahirkan desain batik semakin mengagumkan, mulai dari baru sehari-hari hingga resmi,” ujar Sally.
Batik Trusmi memproduksi lebih dari 3000 lemba r batik untuk koleksi perhelatan ini.
Sally memperkenalkan Batik Trusmi pada Ayu mulai dari filosofi, cara produ ksi hingga kendala yang dihadapi.
Keduanya sering berdiskusi panjang hingga akhirnya menetapkan batik cap dan batik tulis motif kawung dan mega mendung yang akan dipakai pada koleksi.
Begitu pula ketika menentu kan besar kecil ukuran motif batik yang muncuI dalam sepotong busana, atau memilih palet warna yang merentang lebar mulai dari warna lembut seperti krem, coklat muda, gading, DaDy pink, khaki, hin gga wa rna kuat seperti hijau limau, fuchsia, kuning, ungu, hijau daun, pink terang, kuning, hitam, putih, merah, ungu, oranye, biru.
Baik Ayu maupun Sally, terjun langsung secara total dan mendalam mengurus semua hal.
Mulai dari menentukan motif mawar dan mega mendung sebagai corak utama koleksi untuk mewakili masing masing karakter hingga urusan menjamu tamu.
Pada desain, jika ditelisik dengan cermat, motif mawar selalu tampil berdampingan dengan mega mendung baik di atas bahan batik maupun bahan Iain yang diproduksi sendiri seperti brokat, tule, dan lace.
Padanan kedua karakter itu dapat dilihat dalam detail koleksi ready-to wear maupun busana high fashion dalam satu look.
Baca Juga : MUFFEST+ 2022 Resmi Digelar, Hadirkan Busana Muslim Kontemporer Hingga Syari
Untuk kaum muda koleksi busana siap pakai muncul dalam satu tone warna seperti celana dengan blus longgar bersama kuning, hjau, pink, atau biru, dst.
Menjadi lebih atraktif karena batik berbahan katun digabungkan dengan tekstur dan bahan yang berbeda, misalnya jeans.
Ada pula pautan dua warna seperti pin k dengan hjau dalam bahan yang ringan seperti tule dengan kaos.
Koleksi Basundari juga memanfaatkan buangan sisa bahan menjadi bentuk baru demi menerapkan zero waste.
Sisa bahan bermotif mega mendung djahitkan di atas bahan kaku seperti katun dan duchesse untuk mempercantik tampilan.
Sementara rancangan bervolume diciptakan denpan gaya tumpuk dan disiasati dengan pemakaian tekstil yanp ringan, seperti sifon, satin, tule, untuk memudah kan perak dalam paya berlapis lapis. Pada tiap lapisan terlihat bordiran motif mepa mendunp dan mawar.
“Koleksi Basundari mengadaptasi busana dengan perkembangan mode univesal. Mempertemukan tren dengan tradisi untuk mengubah gaya baru dan berbeda. Misalnya pada busana muslim tidak lagi hanya bentuk lurus dan panjang seperti tunik, abaya, atau gamiss,” menurut Ayu Dyah Andari.
Gaya baru terlihat dalam warna yang sedang digemari dunia mode universal ke dalam rancangan busana seperti fuchsia, hijau lime, ungu.
Sedangkan gaya berbeda tersurat pada unsur dalam kreasi, seperti hiasan ornamen mawar dan mega mendung bersalin rupa dalam tiga dimensi lahir dari potongan patchwork yang disematkan di punggung pada kebaya, atau di sekujur rompi yang mempermanis gaun panjang.
Setiap wanita yang selalu memberi perhatian khusus pada gaya berpakaian, akan menemukan tampilan tercantiknya lewat koleksi Basundari.
Koleksi kolaborasi Ayu Dyah And ari dan Batik Trusmi terlihat muda dan gaya, dua hal yang paling diburu orang dari dunia mode.
[wmh]