KERUSAKAN hutan Sumatera sudah begitu parah. Bencana banjir bandang adalah buktinya. Tapi, kenapa yang menjadi sorotan hanya bupati yang umrah.
Sorotan terhadap Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, yang berangkat umrah bersama keluarga saat terjadi bencana terus bergulir. Bahkan, Mirwan didesak untuk diberhentikan.
Desakan ini tidak tanggung-tanggung dilontarkan oleh pejabat tinggi. Mulai dari Presiden, Ketua DPR, dan masih banyak lagi.
Bupati yang bersangkutan memang melanggar etika dalam kepemimpinan publik. Tapi, bukan ia yang menjadi penyebab bencana. Pelanggarannya bisa dibilang sebagai hal administratif, bukan kriminal.
Yang ingin didengar dan sangat diharapkan publik adalah siapa saja yang telah merusak hutan Sumatera, khususnya di tiga provinsi itu. Kenapa hingga kini, belum terdengar dari terduga pelaku itu menjadi tersangka.
Jangankan tersangka, diperiksa pun belum terdengar kabarnya. Padahal, data-data yang dilontarkan aktivis lingkungan begitu terang-benderang.
Apakah sorotan terhadap Bupati yang umrah ini sebagai pengalihan dari mereka yang diduga merusak hutan?
Sejumlah pakar dari kalangan akademisi berbagai perguruan tinggi sudah memaparkan begitu rinci. SOS untuk hutan Sumatera. Kalau masalah ini tidak segera dibenahi, bencana serupa akan terus terjadi lagi. Bahkan mungkin lebih besar.
Publik pun kini bertanya-tanya: kemanakah ujung dari kasus hukum bencana banjir bandang di Sumatera? Apakah hanya berhenti di kasus seorang Bupati yang umrah di saat bencana? [Mh]





