ChanelMuslim.com- Ada yang menarik dari hasil Muktamar Nahdhatul Ulama yang berakhir pada Jumat, 24 Desember lalu. Selain menetapkan KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam, Muktamar juga memutuskan agar Ketua Rais Aam tidak rangkap jabatan.
Muktamar menjelaskan kenapa keputusan itu dikeluarkan. Hal tersebut agar pimpinan tertinggi NU itu bisa berkonsentrasi penuh di organisasi.
Masalahnya, Kiyai kelahiran 30 Juni 1953 itu saat ini menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia periode 2020-2025. Atau, baru satu tahun masa tugas sebagai orang nomor satu di MUI.
Muktamar menyatakan sudah menanyakan tentang keputusan itu kepada yang bersangkutan. Dan hasilnya, Kiyai Miftachul Akhyar menurut mereka memberikan jawaban, sami’na wa atho’na. Artinya, siap melaksanakan keputusan.
Jika ditelisik dari posisi struktural yang ada di MUI, jika memang Kiyai Miftachul Akhar mundur, maka yang berkemungkinan besar menjadi Ketua Umum MUI adalah Buya Anwar Abbas yang saat ini sebagai Wakil Ketua Umum satu.
Menariknya, publik justru dikejutkan dengan respon yang disampaikan Buya Anwar Abbas. Ulama yang merupakan perwakilan dari Muhammadiyah ini justru meminta NU bisa merelakan Rais Aamnya merangkap jabatan sebagai Ketua Umum MUI seperti saat ini.
Menurutnya, seperti wawancara wartawan senior, Hersubeno Arief di FNN, Kiyai Miftachul Akhyar sangat dibutuhkan umat sebagai sosok yang pas untuk menjadi pemersatu umat dan bangsa.
Anwar Abbas sebenarnya belum mengenal pengasuh pondok pesantren Miftahus Sunnah ini sebelumnya. Ia baru mengenal sosok Pak Kiyai setelah menjadi ketua umum MUI.
Hasilnya, meski baru mengenal setelah berinteraksi di MUI, Anwar Abbas merasakan bahwa sosok Kiyai Miftachul Akhyar begitu bersahabat, mengayomi, dan sangat rendah hati. Beliau, menurut Buya Anwar Abbas, sosok yang saat ini sangat dibutuhkan membangun MUI, umat, dan bangsa.
Anwar Abbas juga menambahkan, meski di masa pandemi, di periode Kiyai Miftachul Akhyar justru MUI lebih dinamis dari masa sebelumnya. Bahkan masih menurutnya, hampir setiap pekan Pak Kiyai hadir ke kantor MUI, sementara dirinya bisa dihitung dengan jari.
Hingga saat ini, Buya Anwar Abbas memang belum mendapatkan jawaban dari NU. Buya pun belum berani mengontak langsung Pak Kiyai. Ia khawatir mungkin belum waktunya menanyakan langsung hal itu ke yang bersangkutan karena masih tersibukkan dengan muktamar beberapa hari lalu.
Potret tentang Kiyai Miftachul Akhyar, Buya Anwar Abbas, NU, Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia saat ini begitu mencerminkan persatuan dan keharmonisan umat. Sebuah dinamika yang sangat pantas untuk diwariskan ke generasi berikutnya. [Mh]