HAMAS menduga gencatan senjata oleh Israel hanya akal-akalan. Israel sama sekali tidak ingin berdamai, kecuali hanya ingin membebaskan para sandera mereka yang ditawan Hamas.
Hamas melalui juru bicaranya menyampaikan bahwa Israel tidak serius dengan gencatan senjata. Ini hanya akal-akalan Israel untuk membebaskan para sandera.
Hal ini disampaikan jubir Hamas usai negosiasi segitiga antara Hamas, Israel, dan mediator dari Mesir, Amerika, dan Qatar.
Ada hal yang mencurigakan ketika mediator dari Amerika tidak lagi ikut menghadiri negosiasi gencatan senjata lanjutan tahap dua.
Selain itu, Israel juga melanggar kesepakatan dengan tetap menempatkan pasukannya di Gaza Utara. Hal ini menghambat kembalinya pengungsi warga Gaza Utara yang ingin kembali ke rumah mereka yang sudah hancur.
Israel juga dengan ringannya kembali menyerang Gaza melalui serangan drone. Akibat dari serangan ini, dua warga Gaza tewas.
Dan yang paling mencolok, Israel tiba-tiba menyabotase seluruh bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza lewat jalur perbatasan Rafah-Mesir.
Kesepakatan dua pihak yang harusnya setara, tiba-tiba dipelintir Israel menjadi alat ancaman terhadap Hamas agar membebaskan sandera.
Hal inilah yang menjadikan Hamas menganggap bahwa Israel tidak serius dengan kesepakatan damai yang berkelanjutan.
Seharusnya, Sabtu pekan lalu, pelepasan sandera oleh Hamas menjadi pertanda dilanjutkannya kesepakatan damai. Tapi karena indikator yang brutal oleh Israel itu, Hamas tegas tidak akan melanjutkan kesepakatan damai dengan Israel.
Namun begitu, Hamas menghimbau negara-negara lain bisa menekan Israel untuk mematuhi kesepakatan damai yang sudah berlangsung sebulan lebih itu.
Apakah ini akan menjadi pertanda bahwa perang akan berlanjut dan kesepakatan damai bubar? Kita lihat hari-hari selanjutnya.
Yang jelas, keadaan sangat memprihatikan terus dialami warga Gaza yang mulai kembali ke kampung halaman mereka yang porak poranda. Terlebih lagi, di momen Bulan Ramadan ini. [Mh]