ChanelMuslim.com- Menkopolhukam, Mahfud MD, mengabarkan bahwa Fahri Hamzah dan Fadli Zon akan memperoleh bintang tanda jasa Mahaputra Naraya. Keduanya dinilai telah berjasa kepada negara setelah satu periode menjadi pimpinan DPR selama 5 tahun.
Tak seorang pun mungkin yang akan mengira bahwa Fahri Hamzah dan Fadli Zon akan memperoleh bintang tanda jasa dari Presiden Joko Widodo. Hal ini karena dua sosok “oposan” ini selalu berada berseberangan dengan sang Presiden. Kritik-kritik keras nyaris menjadi hal biasa dilontarkan tokoh dua F ini.
Seperti dimaklumi, bintang tanda jasa bukan penghargaan biasa. Untuk pegawai sipil negara, harus bekerja mengabdikan diri lebih dari sepuluh tahun tanpa cacat prestasi. Untuk para atlet, harus memberikan prestasi olah raga yang luar biasa. Untuk tentara, harus pernah ikut bertempur dan memiliki catatan yang baik. Dan seterusnya.
Tidak heran jika bintang tanda jasa memiliki nilai kebanggaan yang luar biasa. Hal itu akan menjadi catatan sejarah membanggakan dalam hidup seseorang dan keluarganya. Di saat penyematan oleh Presiden, akan banyak mata menyimak dan memperhatikan. Bahkan, penerima bintang tanda jasa ini juga berhak dimakamkan di taman makam pahlawan.
Pertanyaannya, kenapa itu diberikan kepada sosok yang dikenal oposan seperti Fahri dan Fadli? Ada sejumlah jawaban yang bisa dikira-kira. Pertama, bintang tanda jasa seperti merupakan hal biasa. Wajar jika pimpinan DPR memperoleh bintang jasa karena sesuai dengan aturan berlaku. Justru, akan aneh jika tidak mendapat. Jawaban inilah yang disampaikan pihak pemerintah.
Kedua, boleh jadi hal ini dilakukan Jokowi sebagai langkah netralisir atas kesan perseteruan antara pihaknya dengan dua sosok ini. Meskipun, hal itu akan memunculkan kekecewaan dari para pendukung Jokowi karena selama ini sudah terlanjur saling “bermusuhan” dengan F2. Namun, hal ini mungkin dinilai Jokowi tidak menjadi masalah karena dirinya berada di periode kedua yang berarti tidak maju lagi sebagai calon presiden.
Ketiga, ada kemungkinan juga hal ini sebagai peredam dari “kegalakan” dua sosok ini. Karena biasanya, hadiah apa pun terlebih yang bernilai kebanggaan akan memunculkan perasaan hutang budi bagi penerimanya. Namun, hal ini akan terbukti di waktu berikutnya, apakah dua sosok ini tetap oposan atau berubah kalem.
Inilah sebuah seni berpolitik yang akan menghasilkan nilai untung rugi di luar jangkauan nalar biasa. Boleh jadi, tidak semua orang bisa mencerna siapa yang diuntungkan dari pemberian tanda jasa ini: F2 atau Jokowi sendiri.
Namun, di luar dari soal untung rugi penghargaan tanda jasa itu, ada hal yang bisa dibilang agak miris dari dua sosok pejuang oposisi ini. Apa itu? Fahri Hamzah diberikan tanda jasa karena telah mensukseskan tugasnya dengan baik sebagai wakil pimpinan DPR dari Fraksi PKS. Tapi saat ini, ia bukan hanya tidak menjadi anggota fraksi itu, bahkan tidak lagi menjadi anggota partai PKS.
Begitu pun dengan Fadli Zon. Sosok yang luar biasa dalam memberikan kritik konstruktif kepada pemerintahan Jokowi justru berada dalam partai yang kini sudah berada di dalam pemerintahan Jokowi. Walaupun ia bersikeras menyatakan akan tetap sebagai oposan meski partainya sudah berada di dalam, kenyataan akan terjadi konflik kepentingan dalam diri dan partainya sulit terelakkan. Terlebih lagi jika memang akan terjadi koalisi besar antara PDIP dan Gerindra di momen 2024 mendatang. Potensi konflik ini boleh jadi akan segera “dimuluskan”.
Publik hanya bisa mengapresiasi atas penghargaan untuk F2 ini. Namun sejatinya, apa pun perlakuan yang mereka terima, pembelaan untuk bangsa dan negara harus lebih diutamakan dari hal apa pun. Termasuk, bintang tanda jasa. (Mh)