WARGA Jakarta merasakan kehilangan sesuatu. Rasanya, sosok sang gubernur selama ini bergerak seiring harapan mereka tentang Jakarta. Dan kini, sepertinya harapan itu telah pergi.
Hari ini, Ahad (16/10) merupakan hari terakhir kepemimpinan Anies Rasyid Baswedan di Jakarta. Tidak heran jika momen perpisahan itu diluapkan sebagian warga DKI untuk sekadar melihat sang gubernur di kantornya untuk yang terakhir.
Selanjutnya hingga hasil pemilu 2024, DKI akan dipimpin oleh sosok yang tak mereka kenal. Hal itu karena pejabat pengganti itu ditunjuk oleh pemerintah pusat. Tak ada kampanye, tak ada pemilihan seperti di momen pilkada.
Anies memang sudah terlanjur sebagai pemimpin yang memerintah sejalan dengan harapan seluruh warga Jakarta. Apa pun latar belakang status sosial mereka.
Mereka mengesankan Anies sebagai pelayan rakyat daripada sebagai tuan, seperti pada umumnya kepemimpinan publik selama ini.
Selalu ada kejutan dari sesuatu yang ‘dikerjakan’ sang gubernur. Dan kejutan itu bisa dibilang wujud persis seperti yang mereka harapkan. Seperti, hadirnya ruang terbuka yang menjadi sarana multi fungsi warga.
Bisa dibilang, prestasinya melampaui imajinasi yang diharapkan warga DKI Jakarta pada umumnya. Hampir semua sisi kehidupan seperti terlayani dengan baik.
Anies pernah mengungkapkan target sederhananya. Ia mengharapkan agar para warganya bisa dengan tulus mengatakan, “Untung saya warga DKI.”
Ungkapan yang ia harapkan ini tentu bukan lahir dari sekadar panggung pencitraan seperti pemimpin lainnya. Melainkan lahir dari bukti nyata yang bisa dirasakan manfaatnya.
Jakarta selama di ‘tangan’ Anies memang telah berfungsi sebagai ibu kota. Warga dari berbagai daerah seperti jatuh hati dengan DKI dan menjadikan kota itu sebagai kebanggaan Indonesia.
Esok hari, Anies memang sudah tak lagi memimpin Jakarta. Bukan lagi sebagai pemimpin warga Jakarta yang sudah terlanjur jatuh cinta kepadanya.
Ia memang sudah ‘dilepas’ dari Jakarta. Tapi selanjutnya, akan menjadi harapan baru untuk rakyat Indonesia.
Ucapan pelepasan yang tepat untuk Pak Anies sepertinya bukan ‘selamat jalan’. Tapi, selamat berjuang. Selamat berjuang untuk bisa ‘pindah’ dari Merdeka Selatan ke Merdeka Utara. [Mh]