SULITNYA mengantungi SIM di Jepang. Hal ini diceritakan oleh Hifizah Nur, S.Psi., M.Ed. seorang WNI yang pernah menetap di Jepang.
Mengambil SIM (Surat Izin Mengemudi) di Jepang, bisa menjadi perjalanan panjang, melelahkan dan mahal. Hampir semua orang asing yang saya temui saat mengurus SIM di sini, mengatakan hal yang sama.
Wajar saja, karena Jepang melakukan standar yang sangat ketat untuk mengeluarkan SIM, sehingga tingkat kecelakaan lalu lintas di sini bisa dibilang rendah dibanding negara-negara Asia lainnya.
Bagi orang asing yang ingin mengambil SIM di Jepang, ada dua cara yang bisa dipakai. Yang pertama mengubah SIM dari tanah airnya ke SIM Jepang, yang kedua membuat SIM di Jepang dari awal.
Baca Juga: 3 Keajaiban Alam saat Musim Salju di Jepang
Sulitnya Mengantungi SIM di Jepang
Cara yang pertama, relatif lebih mudah dan murah dibanding dengan cara yang kedua. Setelah mendapatkan SIM di negara asal, ia harus tinggal di negaranya minimal selama tiga bulan sebelum datang ke Jepang.
Dengan begitu orang itu baru boleh mengganti SIM itu menjadi SIM Jepang. Caranya hanya dengan mengajukan formulir, lalu mengikuti tes tertulis sebanyak 10 soal. Ambang lulus sekitar 80% soal harus benar.
Bila lulus, harus mengikuti ujian praktik. Biasanya yang sulit di sini. Kalau di negara asal jarang mengemudi, maka kalau belum perfect benar, jangan harap bisa lulus.
Tidak heran kalau ada yang sampai 5 atau 10 kali ujian masih belum diluluskan.
Cara yang kedua, benar-benar membutuhkan kesabaran dan menjaga semangat fighting dalam menjalaninya. Seorang yang menempuh cara ini harus mengikuti 4 kali tes.
Tes pertama, tertulis sebanyak 50 soal. Berupa rambu-rambu lalu lintas dan peraturan praktik mengemudi. Ujian yang kedua adalah tes praktik di lokasi ujian, di belakang kantor polisi.
Ada 6 rute yang harus dihafal untuk ujian ini. Sebenarnya hanya berputar-putar di lapangan simulasi jalan raya saja.
Namun, peraturan yang sangat ketat terhadap hal-hal tertentu benar-benar menyulitkan.
Misalnya kurang menyusuri garis pinggir ketika berbelok, terlalu jauh atau dekat dengan zebra cross ketika berhenti di lampu merah.
Kalau tes ini lulus, maka, kita akan bisa mendapat SIM sementara (karimen) yang berlaku selama 6 bulan.
Selama itu, dengan memasang plang LATIHAN (rensyuu chuu), maka kita bisa belajar di jalan raya dengan didampingi oleh orang yang sudah mendapat SIM lebih dari 3 tahun.
Tes ketiga adalah tes tertulis 100 soal. Ini lebih detil mengukur kemampuan kita menilai kondisi jalan raya (handan ryoku).
Tes terakhir adalah ujian di jalan. Kedua tes ini harus diambil dalam masa waktu 6 bulan setelah mendapatkan SIM sementara. Kalau lewat masa itu, harus mengulang tes dari awal.
Baca Juga: Penjualan Miras di Jepang Diminta Diberhentikan
Ikut Sekolah Mobil
Cara ini juga biasa dilakukan oleh orang Jepang. Hanya saja, dengan membayar 300.000 yen untuk ikut sekolah mobil, mereka lebih mudah menembus ujian SIM.
Karena ujian praktik, biasanya diserahkan ke sekolah mobil itu. Dan mereka hanya menempuh ujian tertulis di kantor polantas.
Kebalikan dari orang tidak ikut sekolah mobil, mereka biasanya kesulitan untuk bisa lulus di ujian tertulis. Karena nilai ambang batas untuk ujian ini (baik yang 50 soal maupun yang 100) adalah 90.
Saya mengikuti tipe kedua untuk mengambil SIM. Sambil disambi dengan ujian masuk program master, dan JLPT, ujian SIM dijalani sejak Mei tahun 2010 lalu.
Untuk latihan soal, saya pakai yang berbahasa Inggris. Karena kemampuan bahasa Jepang saya masih terbatas untuk membaca kanji.
Dan kebetulan, di dekat rumah saya ada sekolah mobil yang khusus men-drill soal-soal ujian SIM dalam bahasa Inggris. Selain di Anjo, sekolah ini ada juga di daerah Hamamatsu.
Kabarnya, ujian berbahasa Inggris ini hanya ada di kota-kota tertentu yang banyak orang asingnya. Syukurlah, Nagoya termasuk kota yang memberlakukan ujian tertulis dalam bahasa Inggris.
Jadi kesempatan untuk bisa lulus ujian lebih besar dibanding harus ujian dalam bahasa Jepang.
Baca Juga: Hidup di Jepang Sebagai Anak Muda Muslim Keturunan Jepang
Menghabiskan 161 ribu Yen
Uang masuk untuk sekolah itu sebenarnya sebesar 100.000 yen. Tapi waktu saya daftar, saat itu golden week (awal bulan Mei), saya dapat korting 50%, menjadi 50.000 yen saja.
Dengan belajar di sini, ujian tulis, alhamdulillah bisa saya lalui dengan mudah.
Yang menjadi masalah adalah ujian praktik. Untuk SIM sementara, saya harus menempuh ujian 5 kali. Sedangkan untuk ujian akhir, tes di jalan raya, saya harus menempuhnya selama tiga kali, sampai lulus.
Ini lebih baik dari orang Peru yang saya temui saat barengan mengambil tes.
Ia harus menjalani 40 kali tes untuk mendapat SIM sementara. Sedangkan ujian akhir, sudah 10 kali, masih belum diperkenankan lulus oleh penguji.
Entah bagaimana nasibnya sekarang. Mudah-mudahan sudah lulus juga.
Biaya untuk latihan praktik di kantor polisi, sekitar 7000 yen per jam (50 menit), dan latihan di jalan, dengan instruktur dari kepolisian atau sekolah mobil, minimal harus 2 jam atau 14.000 yen.
Kalau dihitung-hitung, untuk mengantungi SIM Jepang ini, saya harus menghabiskan uang sebesar 161.000 Yen selama hampir satu tahun ini.
Ini sudah termasuk ongkos pulang pergi, bolak balik ke Hirabari, tempat ujian dilaksanakan. Sungguh perjalanan membuat SIM, yang sulit dan mahal.[ind]