ChanelMuslim.com – Dalam upaya untuk mempromosikan persatuan, keragaman, dan inklusi, Kementerian Pendidikan Selandia Baru telah memperkenalkan serangkaian buku cerita bergambar yang dikembangkan untuk mendukung dan merayakan komunitas Muslim Selandia Baru.
Baca juga: Buku Cerita Anak Muslim di Negara Minoritas Muslim
Kisah-kisah baru, yang diproduksi bekerja sama dengan Islamic Women’s Council (IWCNZ) atau Dewan Wanita Islam, menunjukkan keragaman dan kekayaan budaya yang berbeda sambil menyoroti kebutuhan manusia akan cinta dan rasa memiliki.
“Aya and the Butterfly”, salah satu bukunya, akan dibuat dalam bahasa Arab dan juga bahasa Inggris, dan ini adalah pertama kalinya Kementerian Pendidikan menerbitkan buku dalam bahasa Arab,” Anjum Rahman, juru bicara Islamic Women’s Council , kepada Radio Selandia Baru .
“Kementerian membantu anak-anak muda Muslim untuk melihat diri mereka dalam literatur semacam ini.
“Kami sangat senang dengan dukungan ini dan menurut saya menarik bagi komunitas kami untuk memungkinkan lebih banyak pemahaman agar orang-orang mengenal kami lebih baik serta memperkuat anak-anak kami sendiri dan membuat mereka merasa aman.”
Keputusan itu muncul lebih dari setahun setelah adanya Komisi Penyelidikan Kerajaan atas serangan teroris di masjid Christchurch.
Aya and The Butterfly, Welcome Home, Open Day at The Mosque, dan Ko Wai Au? – Who Am I? sekarang tersedia di situs web Kurikulum Online Selandia Baru.
“Cerita kami adalah serangkaian buku cerita bergambar yang telah dikembangkan untuk mendukung, mencerminkan, dan merayakan komunitas Muslim Kiwi di Aotearoa Selandia Baru. Mereka juga merupakan cara bagi Kiwi non-Muslim untuk ‘belajar tentang orang lain, sehingga mereka bukan lagi orang lain,’” tulis situs web New Zealand Curriculum Online .
Ide untuk serial ini diangkat oleh Dr. Maysoon Salama dari Dewan Wanita Islam Selandia Baru, dan Kementerian Pendidikan, setelah peristiwa mengerikan di Christchurch pada Maret 2019, untuk mendukung kesejahteraan dan inklusi, ketahanan, dan pemahaman bagi komunitas umat Islam di Aotearoa.
Rahman mencatat bahwa salah satu cerita akan menunjukkan orang-orang di sekitar serta di dalam masjid dan bahwa masjid dapat dirayakan oleh masyarakat luas.
“Yang menarik dari buku-buku ini adalah bahwa mereka didasarkan pada komunitas Muslim Auckland, White Castle, dan Christchurch,” tambahnya.
BUku-buku ini hadir, setelah dua tahun berlalu sejak pembantaian mengerikan terhadap 51 Muslim di Christchurch Selandia Baru yang mengguncang dunia.
Christchurch adalah kota terbesar di Pulau Selatan Selandia Baru dan pusat Wilayah Canterbury.[ah/aboutislam]