ChanelMuslim.com – "Kamu kalau makan itu, nanti keburu kenyang dan gak bisa makan loh," kata Uci, salah seorang jamaah haji asal Kuningan.
"Ya betul. Dan cukup makan ini. Insya Allah kenyang," jawab saya.
Anggapan yang ada di kita, kalau belum makan nasi, belum dianggap makan. Meskipun ia telah makan indomie dan pisang goreng 3 biji.
Syawarma namanya. Makanan ini banyak dijumpai di Arab Saudi. Di dekat Masjidil Haram, banyak berjejer toko yang menjual ini.
Aslinya, Syawarma ini dari Turki. Maka keliru jika ada yang menyangka ia makanan khas Arab Saudi.
Isinya daging, sayuran dan pasta, digulung dengan roti tipis mirip adonan lumpia. Hampir sama wujudnya dengan kebab "Baba Rafi" yang fenomenal itu. Tapi beda rasanya.
Seringkali, saat beli Syawarma, ada yang asem sekali. Biasanya, pelayan akan bertanya, "Mau dikasih kecap gak?."
Awalnya saya gak tahu. Maka bilang "ya". Ternyata rasanya itu gak nguatin. Asem banget. Saya kira, kecap yang dimaksud sama dengan definisi kecap pada kita. Ternyata berbeda.
Di toko syawarma yang menyediakan tempat makan, biasanya ditanya oleh pelayan, "Mau makan disini atau dibungkus?."
Kalau mau makan ditempat, cukup pakai isyarat menunjukkan "disini" maka akan paham. Atau pakai kalimat "akil hina". Kalau dibungkus, bilang "safari".
Syawarma yang saya makan, itu ukuran jumbo. Saya lupa nama jenisnya apa. Pakai bahasa Inggris gitu. Makan 1 biji cukup menggantikan sarapan nasi 1 bungkus.
Selanjutnya…
Kalau Syawarma bukan makanan khas Arab Saudi, trus apa dong makanan khasnya?
Ini dia yang banyak ditanyakan kawan-kawan. Agak sulit juga carinya. Karena Saudi bukan negara segudang kuliner seperti Indonesia.
Nasi Bukhari, Mandhi, juga bukan asli Saudi. Ia berasal dari Asia Selatan, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh.
Tamis juga bukan asli Saudi. Ia berasal dari Afghanistan dan Pakistan.
Mungkin satu-satunya makanan kontemporer asli Saudi adalah Al Baik. Itupun sebenarnya model dan coraknya dari makanan barat sejenis ciken-ciken itu.
Yang jelas, makanan asli atau khas Arab Saudi itu ya kurma, susu, dan keju, seperti yang disebutkan di dalam riwayat dan hadits nabi shallallahu 'alaihi wasallam.[ah/laporan budi marta petugas haji2019]