WHO peringatkan polio menyebar di Gaza saat Israel memvaksinasi pasukannya.
Dilansir dari middleeasteye, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan penyebaran polio di Jalur Gaza dan mungkin lebih jauh lagi sebagai akibat dari buruknya sanitasi di daerah kantong Palestina tersebut.
Israel juga mulai menawarkan vaksinasi polio kepada pasukannya yang bertempur di Gaza setelah sisa-sisa virus ditemukan dalam sampel uji dari wilayah tersebut.
Ayadil Saparbekov, ketua tim WHO untuk keadaan darurat kesehatan di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, mengatakan virus polio tipe 2 yang berasal dari vaksin telah diisolasi dari sampel lingkungan dari limbah.
“Ada risiko tinggi penyebaran virus polio turunan vaksin yang beredar di Gaza, bukan hanya karena deteksinya tetapi juga karena situasi sanitasi air yang sangat buruk,” katanya kepada wartawan di Jenewa melalui tautan video dari Yerusalem.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Hal ini mungkin juga meluas ke tingkat internasional, pada titik yang sangat tinggi.”
Ia menambahkan bahwa pekerja dari WHO dan badan anak-anak PBB, Unicef, dijadwalkan tiba di Gaza pada hari Kamis untuk mengumpulkan sampel tinja manusia sebagai bagian dari penilaian risiko.
Saparbekov mengatakan ia berharap hal ini akan selesai sebelum akhir minggu dan memungkinkan dikeluarkannya rekomendasi, termasuk perlunya kampanye vaksinasi massal serta jenis vaksin apa yang harus digunakan dan kelompok usia populasi yang perlu divaksinasi.
Baca juga: Anak-anak Termasuk di Antara Korban Tewas Dalam Serangan Israel di Khan Younis, Gaza
WHO Peringatkan Polio Menyebar di Gaza
Sejak Israel mulai membombardir Gaza pada bulan Oktober, telah ada peringatan berulang kali tentang kemungkinan merebaknya epidemi virus sebagai akibat dari rusaknya infrastruktur kesehatan, air, dan pembuangan limbah.
Minggu lalu, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan rumah sakitnya dan seluruh fasilitas kesehatan di Gaza selatan berada pada titik kritis dan tidak mampu merawat mereka yang menderita luka yang mengancam jiwa.
Organisasi tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rumah sakit lapangan berkapasitas 60 tempat tidur di Rafah hampir mencapai kapasitas maksimal menyusul peristiwa jatuhnya banyak korban, termasuk serangan mematikan Israel di kamp pengungsi al-Mawasi, yang menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina minggu lalu.
Palang Merah mengatakan telah menerima 26 orang yang memerlukan perawatan di rumah sakit akibat pecahan peluru dan luka lainnya setelah serangan itu.
Ditambahkannya, tekanan yang sangat besar memaksa para dokter untuk membuat pilihan yang sulit tentang siapa yang akan dirawat.[Sdz]