RIBUAN warga Palestina mendatangi Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza selatan, pada Senin (13/10/2025), untuk menyambut sekitar 1.700 mantan tahanan yang dibebaskan Israel dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Kegembiraan tampak jelas saat bus-bus Palang Merah membawa para mantan tahanan kembali ke kampung halaman mereka. Di tengah kerumunan padat, beberapa warga memanjat sisi bus untuk memeluk dan mencium kerabat yang telah lama ditahan.
Di lokasi penyambutan, suasana haru bercampur semangat patriotik. Musik perjuangan mengalun dari pengeras suara, sedangkan bendera Palestina berkibar berdampingan dengan bendera Hamas dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).
Baca juga: Saleh Aljafarawi, Jurnalis Palestina yang Syahid dalam Bentrokan di Kota Gaza
Warga Palestina Sudah Dibebaskan Israel dan Tiba di Kota Khan Yunis di Gaza Selatan
Pria-pria berseragam militer dengan balaklava hitam tampak berjaga untuk mengatur kerumunan, ketika para mantan tahanan yang mengenakan baju terusan abu-abu milik Dinas Penjara Israel, turun dari bus satu per satu.
Di antara mereka, Shadi Abu Sidu (32) asal Rimal di Kota Gaza, mengungkapkan rasa sakit selama masa penahanan.
Menurut kesepakatan yang dimediasi Amerika Serikat, Israel membebaskan sekitar 1.700 warga Palestina yang sebelumnya ditahan selama perang, ditambah 250 tahanan keamanan, sebagian besar dihukum karena membunuh warga Israel.
Pembebasan ini menjadi bagian dari tahap awal rencana 20 poin Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri konflik bersenjata di Gaza, yang meletus sejak serangan besar-besaran Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Di Ramallah, Tepi Barat, penyambutan serupa terjadi. Sekitar 100 tahanan yang dibebaskan disambut oleh kerumunan besar.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tangisan haru, pelukan, dan pekikan sukacita menyelimuti kawasan tersebut. Beberapa mantan tahanan tampak lemah saat turun dari bus, hingga harus dibantu berjalan. Sebagian kerabat bahkan jatuh pingsan karena tak kuasa menahan emosi.
Salah satu momen paling menyentuh datang dari Nour Soufan (27) asal Nablus. Ia akhirnya bisa bertemu ayahnya, Moussa, untuk kali pertama. Sang ayah ditahan beberapa bulan setelah ia lahir.
Namun, kebahagiaan itu sempat dibayangi larangan dari otoritas Israel. Beberapa keluarga mengaku dihubungi dan diminta untuk tidak menggelar perayaan besar.
Meski demikian, warga tetap menyambut dengan hangat dan penuh semangat. Para mantan tahanan tampak mengenakan keffiyeh hitam-putih, simbol perjuangan Palestina dan sebagian diangkat di atas bahu oleh kerabat mereka. [Din]