MAYIT tersiksa apabila diratapi. Ini menjadi pengingat bagi keluarga yang ditinggalkan agar tidak meratapi berlebihan kepergian orang tercinta.
Kita tidak dilarang untuk bersedih. Hanya saja, jangan sampai meratapi yang justru membuat mayit menderita.
Baca Juga: Hukum Wanita Haid Memandikan Mayit
Mayit Tersiksa apabila Diratapai
وَعَنْ عُمَرَ – رضي الله عنه – عَنِ اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – اَلْمَيِّتُ يُعَذَّبُ فِي قَبْرِهِ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ. وَلَهُمَا: نَحْوُهُ عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَة
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma dari Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam : Mayit diadzab di kuburnya karena Diratapi. (Muttafaqun alaih).
Diriwayatkan Juga oleh AlBukhari dan Muslim yang semisal dengan itu dari AlMughirah bin Syu’bah Radhiyallaahu Anhu.
Penjelasan
Mayit akan tersiksa di kuburnya jika kematiannya diratapi oleh orang-orang dekatnya. Hal itu terjadi jika:
1. Ia mewasiatkan bahwa jika ia meninggal hendaknya ia diratapi (Berharap agar orang yang masih hidup meratapi kepergiannya).
2. Ia tahu kondisi keluarganya bahwa jika ia meninggal, keluarganya akan meratapinya. Namun, ia tidak mencegahnya.
Namun, siksaan yang dimaksud dalam hadits ini bukanlah siksaan hukuman.
Akan tetapi, siksaan penderitaan tidak bisa beristirahat dengan tenang seperti safar yang disebut dalam sebagian hadits sebagai azab juga. (Asy-Syarhul Mukhtashar ala Bulughil Maram karya Syaikh al-Utsaimin(4/67).
Bentuk siksaan yang lain adalah celaan dari malaikat kepada mayit setiap kali ia diratapi dan disebut-sebut kebaikannya.
Malaikat akan berkata : Apakah engkau seperti itu?!
Hal ini seperti yang terjadi pada Sahabat Nabi Abdullah bin Abi Rowaahah Radhiyallahu Anhu tatkala ia pingsan akan meninggal, saudara perempuannya meratapinya.
Ketika ia siuman dari pingsan ia berkata bahwa ketika pingsan dan ia diratapi, malaikat brrtanya kepadanya: Apakah engkau seperti itu?
Dengan sebab penjelasannya tersebut, pada saat ia benar-benar meninggal dunia, tidak ada yang meratapinya. (H.R AlBukhari dari anNu’man bin Basyiir no 3934).
[Cms]
Dikutip dari Buku “Tata Cara Mengurus Jenazah Sesuai Sunnah Nabi Shollallaahu Alaihi Wasallam ( Syarah Kitab Al Janaiz min Bulughil Maram)”
Al Ustaz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.
http://telegram.me/alistiqomah