WABAH kolera di Sudan Selatan meningkat dengan cepat, sebuah kelompok kemanusiaan telah memperingatkan, lebih dari sebulan setelah kasus pertama yang diduga terjadi terdeteksi.
Dikutip dari Aljazeera.com, Doctors Without Borders, yang dikenal dengan akronim bahasa Prancisnya MSF, mengatakan pada hari Jumat (6/12/2024) bahwa total 737 kasus kolera.
Kolera adalah bentuk diare akut yang dapat diobati dengan antibiotik dan hidrasi, tetapi dapat membunuh dalam beberapa jam jika tidak diobati.
Baca juga: Penduduk Sudan Mengalami Kerawanan Pangan Akut Tahun Depan
Wabah Kolera di Sudan Selatan Meningkat dengan Cepat
Penyakit ini disebabkan oleh kuman yang biasanya ditularkan melalui kurangnya akses sanitasi. Orang-orang terinfeksi ketika mereka menelan makanan atau air yang mengandung kuman tersebut.
Dalam pernyataan hari Jumat (6/12/2024), MSF mengatakan bahwa timnya telah mendirikan pusat perawatan kolera dengan 100 tempat tidur di dekat Rumah Sakit Kota Malakal, namun masih banyak kekurangan, khususnya dalam hal air dan sanitasi.
Hingga 3 Desember 2024, Sudan Selatan telah melaporkan 1.526 kasus kolera yang diduga dan dikonfirmasi, kata MSF.
Wabah ini awalnya diumumkan pada akhir Oktober 2024 di Renk, kota lain di Negara Bagian Upper Nile yang berfungsi sebagai titik masuk utama bagi para pengungsi dan warga yang kembali dari Sudan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lebih dari 850.000 orang telah menyeberang dari Sudan ke Sudan Selatan selama 18 bulan terakhir, menurut MSF.
PBB mengatakan bulan lalu pihaknya telah mengamankan lebih dari 280.000 dosis vaksin kolera oral untuk didistribusikan di daerah-daerah rawan penularan, dengan mengatakan wabah tersebut disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap air minum aman dan sanitasi yang buruk.
Sebagai salah satu negara termiskin di dunia, Sudan Selatan telah berjuang sejak memperoleh kemerdekaan dari Sudan pada tahun 2011 di tengah kekerasan, kemiskinan endemik, dan bencana alam. [Din]