UNICEF mengatakan situasi yang dialami anak-anak di Gaza semakin memburuk dari hari ke hari karena semakin kurangnya makanan, air, dan obat-obatan yang diperparah oleh serangan Israel yang terus berlanjut dan pembatasan ketat terhadap bantuan kemanusiaan.
Dikutip dari aa.com, Elder sebagai juru bicara UNICEF mengatakan dalam jumpa pers PBB di Jenewa bahwa banyak anak-anak Gaza telah mengungsi berkali-kali sejak pecahnya perang lebih dari setahun lalu.
Dia menyoroti penurunan tajam dalam penyaluran bantuan kemanusiaan, khususnya pada Agustus, yang mana menjadi jumlah bantuan terendah yang masuk ke Gaza sejak konflik dimulai.
Baca juga: 24 Anak Gugur Dalam Serangan Udara Israel di Lebanon
UNICEF Mengatakan Situasi yang Dialami Anak-Anak Gaza Semakin Memburuk
Elder juga mencatat bahwa dalam beberapa hari terakhir, tidak ada truk yang diizinkan masuk ke Gaza, hal itu semakin memperburuk situasi.
Dia memberikan peringatan keras soal pembatasan bantuan dan mendesak agar pemboman dihentikan di Gaza, di mana situasi yang sudah buruk bagi anak-anak.
Save the Children International juga menggambarkan Wilayah Palestina yang Diduduki (OPT) sebagai sekarang menjadi tempat paling mematikan di dunia bagi anak-anak.
Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap Gaza menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Hampir 42.300 orang tewas sejak itu, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 98.600 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Jalur Gaza mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk menghentikan perang.
Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. [Din]