SEKITAR 40.000 ton bantuan kemanusiaan yang dikirimkan oleh Turki untuk warga Palestina di Gaza dan berencana akan mengirimkan kapal bantuan kemanusiaan yang ke-9 dengan membawa 3.000 ton setelah hari raya Idul Fitri.
Dikutip dari aa.com, Turki menjadi salah satu negara yang memberikan bantuan terbanyak ke jalur Gaza di tengah serangan Israel.
Negara ini akan terus menambahkan pengiriman bantuan kepada warga sipil yang tengah menghadapi krisis listrik, makanan dan air bersih, sekaligus melanjutkan diplomasi kemanusiaan di dunia Internasional.
Melalui kerja sama dengan beberapa organisasi Internasional, Turki telah mengirimkan sekitar 40.000 ton bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui 13 pesawat dan 8 kapal.
Baca juga: Tak Henti Mendapat Kiriman Bom, Begini Idul Fitri di Gaza
Turki Mengirimkan Sekitar 40.000 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Bulan Sabit Merah Turki tengah mempersiapkan untuk pengiriman kapal bantuan kemanusiaannya yang ke-9, yang berisi makanan, pakaian, kebersihan, tempat tinggal, perlengkapan bayi dan alat medis.
Pengiriman ini sedang disegerakan setelah lebaran Idul Fitri. Turki juga telah memulai mengirimkan bantuan ke Gaza melalui Yordania.
Kampanye bantuan yang diprakarsai oleh beberapa organisasi ini didukung oleh Pemerintah Turki untuk terus menyediakan makanan, pasokan medis, ambulans dan bantuan tunai ke Gaza.
Selain bantuan kemanusiaan, Turki mendistribusikan 10.000 makanan hangat setiap hari melalui dapur umum di Rafah.
Bantuan ini juga terus mendistribusikan barang yang mendesak, seperti paket makanan, tenda, selimut, bahan kebersihan, pakaian dan alat medis di Gaza.
Meski bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza sejak 21 Oktober, hanya sebagian kecil dari kebutuhan pangan penduduk yang terpenuhi.
Fasilitas kesehatan di Gaza telah menghadapi setidaknya 410 serangan dari Israel, yang mana sekarang hanya 10 rumah sakit yang masih beroperasi, 6 di selatan dan 4 di utara Gaza.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Serangan Israel sejak awal konflik telah merusak total 464 fasilitas pendidikan, termasuk 142 sekolah rusak parah, berdampak pada 625.000 siswa dan 22.564 guru akibat penutupan sekolah.
Tempat penampungan ini, yang penuh sesak dengan rata-rata 150 orang per satu toilet dan 700 orang per satu kamar mandi, menghadapi masalah sanitasi yang parah.
Di sisi lain, ketegangan meningkat di Tepi Barat sejak Israel melancarkan serangan militer mematikan terhadap Jalur Gaza setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu. [Din]