WARGA Palestina di seluruh Jalur Gaza menandai akhir bulan suci Ramadan tanpa ada jeda dari serangan mematikan militer Israel.
Pada hari Rabu, penduduk yang kelaparan di daerah kantong yang terkepung melakukan yang terbaik untuk mengikuti tradisi Idul Fitri.
Namun kenyataan perang yang telah menewaskan lebih dari 33.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tidak memberikan banyak ruang untuk perayaan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dilansir dari aljazeera, Jabr Hassan, seorang pengungsi di Rafah, tempat lebih dari 1,5 juta warga Palestina berlindung, mengatakan perjuangan bertahan hidup mereka hingga saat ini.
“Kami menderita di semua lini. Orang-orang sulit bertahan hidup. Mereka sulit memberi makan keluarga mereka. Kami tidak lagi memikirkan Idul Fitri atau perayaan atau bentuk kegembiraan lainnya.”
Baca juga: Seorang Dokter Florida di Gaza Tidak Siap Menghadapi Begitu Banyak Kematian dan Kehancuran
Tak Henti Mendapat Kiriman Bom, Begini Idul Fitri di Gaza
Orang-orang melaksanakan salat Idul Fitri di Rafah, bahkan ketika drone militer Israel terbang di atas kepala mereka untuk menjaga rasa tidak aman.
Warga Palestina tetap melaksanakan shalat Idul Fitri sambil berkumpul dan saling mengucapkan, meski banyak kehancuran dan rasa kesedihan yang menyelimuti.
Anas Mohammed, warga Palestina yang shalat di reruntuhan masjid, berkata, “Kami berdoa kepada Allah untuk mengakhiri penderitaan kami, dan agar dunia sadar untuk mengakhiri genosida ini.”
“Kami adalah pemilik sah tanah tersebut dan kami tidak bisa meninggalkan tanah air kami,” katanya.
Serangan militer Israel tidak menyisakan apa pun di Gaza.
Berulang kali menghancurkan atau merusak masjid, rumah sakit, sekolah, bangunan tempat tinggal, infrastruktur internet dan jalan raya.
Hal tersebut meninggalkan sedikitnya 26 juta ton puing-puing.
Abu Omar, seorang pengungsi merayakan Idul Fitri di sebuah sekolah yang banyak digunakan sebagai tempat berlindung dari pemboman Israel.
“Memang benar hati kami dipenuhi dengan rasa sakit, tapi ini mengingatkan kami akan pengorbanan besar yang dilakukan rakyat kami dalam bentuk darah dan harta benda,” katanya.[Sdz]