EGOIS itu tentang diri sendiri. Mulai dari kepentingan, keuntungan, perhatian, dan pencitraan.
Egois itu sifat dasar manusia. Kemudian Islam membimbing dengan ajaran akhlak mulia. Keteladanan pun ditunjukkan oleh Nabi mulia.
Bisa dibilang, sebagian besar ajaran Islam tentang kebersamaan. Bukan tentang keindividuan, atau diri sendiri.
Dalam shalat misalnya, yang berjamaah nilainya 27 kali dari yang sendirian. Dan dianjurkan untuk di masjid. Karena dengan begitulah kita bisa empati dan peduli dengan tetangga.
Dalam shalat pula, meski nilainya hablum minallah, tapi diakhiri dengan salam. Yaitu, ucapan salam yang diiringi dengan menoleh ke kanan dan kiri.
Siapa yang di kanan dan kiri? Siapa lagi kalau bukan saudara kita seiman. Seolah itu mengajarkan: perhatikanlah saudara di kanan dan kirimu, bukan melulu tentang kamu.
Bayangkan jika itu berulang lima kali sehari. Maka, kita terlatih untuk memperhatikan lebih dulu orang lain sebelum diri kita. Di situlah nilai shalat berjamaah di masjid.
Kalau pun banyak kendala untuk dilakukan setiap hari, setidaknya, Islam mewajibkan sepekan sekali. Yaitu pada shalat Jumat.
Itukan untuk laki-laki, bukan wanita. Islam sepertinya memandang bahwa individualis bukan tentang orang per orang. Tapi pada kebijakan kolektif. Dan pengambil kebijakan umumnya dilakukan oleh laki-laki atau kepala keluarga.
Dalam Al-Qur’an, Allah juga mengajarkan banyak doa. Menariknya, doa-doa itu sebagian besarnya berdomir nahnu atau tentang kita. Bukan tentang aku.
Sebaliknya, setanlah yang lebih agresif membisikkan tentang diri sendiri. Bahkan terhadap orang soleh sekali pun.
Ketika orang soleh melakukan ibadah terbaiknya, setan berbisik, “Rasanya, tak ada orang yang sehebat Anda!” Output dari bisikan ini adalah keinginan untuk dipuji. Pujian untuk diri sendiri.
Begitu pun ketika orang soleh ingin bersedekah. Setan berbisik, “Memangnya keperluanmu sudah tercukupi? Utamakan diri dan keluargamu, baru orang lain!”
Ketika orang soleh ingin bersilaturahim dengan orang yang menjauhinya, setan berbisik, “Bodoh sekali sih. Kok mau-maunya mengunjungi orang yang menjauhimu!”
Tidak semua kita mampu mengelola ego diri. Dan tidak juga mampu menolak bisikan setan yang menjerumuskan.
Karena itu, selalu minta nasihat dari saudara seiman kita. Dan mintalah kepada Allah agar hati tak berbalik ke yang buruk. [Mh]