TUKANG bubur naik haji saat ini bukan sekadar judul sinetron semata. Seorang wanita berusia 60 tahun bernama Warsini merupakan seorang tukang bubur yang naik haji pada tahun 2022 ini.
Baca Juga: Resensi Buku Mecca I am Coming, Kisah Naik Haji yang Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan
Tukang Bubur Naik Haji bukan sekadar Judul Sinetron
Warsini adalah jemaah haji asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Sejak muda ia merantau dari tanah kelahirannya di Kediri Jawa Timur ke Balikpapan.
Setelah suaminya berhenti menjadi karyawan perusahaan dan anak-anaknya masih kecil, Warsini memutuskan berjualan bubur.
Ia menjual macam-macam bubur seperti bubur kacang ijo, bubur ketan item, dan bubur sumsum.
Sejak muda, Warsini sudah bercita-cita ingin naik haji.
Ia pun bertahun-tahun menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.
“Sehari-hari saya jualan bubur kacang ijo, bubur ketan item, bubur sumsum, saya yang jualan, suami bantu-bantu.
Dulu suami pernah kerja di perusahaan, sudah berhenti, sementara anak masih kecil-kecil,” tutur Warsini saat ditemui di sela pelepasan jemaah pertama pulang ke Tanah Air, Kamis (15/07/2022) malam.
“Penghasilan dari jualan bubur tak tentu, tapi setiap harinya saya sisihkan untuk nabung pergi haji, cita-cita saya sejak muda, pergi haji. Lama nabungnya, tapi saya tetap sabar,” sambungnya.
Ibu beranak tiga dan sudah memiliki cucu ini sejak memulai usahanya sudah mencanangkan program Jumat Berkah.
Pada hari-hari biasa harga setiap porsi buburnya dihargai Rp7.000,00. Dengan adanya program tersebut, setiap Jumat, harga turun menjadi Rp5.000,00.
Menggratiskan Bubur
Ia juga bahkan menggratiskan bubur bagi orang yang ingin makan bubur tapi tidak punya uang.
“Setiap Jumat saya punya program Jumat berkah, saya turunkan harga jualannya, di hari biasa saya jual Rp7.000,00 setiap Jumat jadi Rp5.000,00
Jumat berkah ini sudah saya lakukan sejak memulai usaha ini. Saya cari berkahnya dengan menurunkan harga jualan saya,” ujar wanita yang selalu melafalkan kalimat syukur saat berbincang.
“Saya juga sering memberi bubur gratis pada yang mau bubur tapi ngga punya uang. Memberi dengan ikhlas sekali karena yang dicari kan tabungan nanti di akhirat, yang penting ikhlas, itu kuncinya,” kata Warsini yang tinggal di wilayah Muara Jawa Balikpapan.
Ia mengaku, di setiap Jumat ia terkadang mendapat pesanan bubur dari dari perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar tempat ia jualan.
“Perusahaan tahu Jumat berkah itu sehingga banyak pesan untuk karyawannya.
Jumlahnya nggak tentu, 50-100 porsi. Alhamdulillah senang, disyukurin saja,” terang Warsini yang ketiga anaknya melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi.
Selama melaksanakan rangkaian ibadah haji, ia merasa dimudahkan, semuanya berjalan lancar.
Menurutnya, saat pertama kali melihat Kabah, ia mengaku bahagia, haru, sedih dan bersyukur
Tidak banyak doa yang ia langitkan pada Tuhan saat itu.
“Sedih, senang, bersyukur, ya Allah. Doa saya, hanya minta sehat, minta rezeki yang berkah, dan minta ke sini lagi sama anak, cucu, menantu, doa saya begitu saja.
Sama dengan doa yang dipanjatkan saat di Arafah,” kata Warsini yang menunggu haji selama 12 tahun. [Cms]
Sumber: Kemenag.go.id