FITNAH bisa terjadi pada siapa saja. Termasuk terhadap tokoh muslimah. Bahkan istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun, Aisyah radhiyallahu ‘anha, pernah mengalami fitnah keji.
Fitnah memang sangat keji. Terlebih lagi dialamatkan kepada tokoh muslimah. Sasarannya, boleh jadi ingin melemahkan perjuangan sang tokoh dalam menyebarkan syiar Islam.
Hal tersebut pernah dialami oleh istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha. Tuduhannya tidak main-main, beliau difitnah selingkuh dengan seorang pemuda yang juga sahabat Rasulullah saat dalam perjalanan dari sebuah perang.
Sejarah mencatat tentang itu. Dan fitnah itu begitu ‘menusuk’ tajam hati sayyidah Aisyah. Orang-orang munafik dan fasik seperti tak mau peduli dengan rasa ‘sakit’ itu.
Selama sebulan, wahyu tidak turun untuk menjelaskan hal ihwal ‘benang kusut’ tersebut. Rasulullah menenangkan hati Aisyah dan akan menjelaskan kepada umat bahwa fitnah itu tidak benar.
Tapi, Aisyah tidak mau. Ia hanya ingin Allah subhanahu wata’ala yang menjelaskan melalui firman-Nya. Meskipun, harus menunggu selama sebulan. Selama menunggu itu, Aisyah bahkan tinggal di rumah ayah ibunya.
Akhirnya, apa yang dinanti Aisyah radhiyallahu ‘anha terkabul. Allah subhanahu wata’ala menjelaskan bahwa sayyidah Aisyah jauh dari apa yang difitnahkan. Hal tersebut tertera dalam firman Allah dalam Surah An-Nur, dari ayat 11 hingga 21. Dan, masalah pun tuntas seketika.
Fitnah yang Dialami Pendiri dan Pemilik Jakarta Islamic School atau JISc
Nama pendiri dan pemilik JISc, Fifi Proklawati Jubilea, kini menjadi sorotan. Mam Fifi, sapaan akrab beliau, disudutkan terlibat perdukunan. Opini ini tersebar melalui sejumlah media sosial.
Akun-akun ‘siluman’ yang tak jelas siapa pemiliknya ‘membombardir’ sejumlah medsos bahwa ibu empat anak ini terlibat dalam perdukunan. Sejumlah foto dan video rekayasa seolah ingin dipaksakan sebagai bukti valid terhadap tuduhan itu.
“Ini fitnah keji,” ucap Mam Fifi mengomentari hal itu.
Tidak jelas siapa di balik akun-akun palsu tersebut. Namun begitu, pihak Mam Fifi tidak akan segan untuk membawa kasus fitnah ini ke penegak hukum.
“Saya dan tim akan menempuh jalur hukum terhadap pembuat hoaks ini,” ungkapnya.
Pertanyaannya, kenapa fitnahnya tentang perdukunan?
Para pembuat fitnah atau kabar hoaks boleh jadi memuntahkan ‘peluru’ yang dicocok-cocokkan dengan dunia nyata korban.
Kalau korbannya masih muda seperti sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha ‘peluru’nya tentang selingkuh. Tapi kalau sebagai pendidik di lembaga pendidikan Islam seperti Mam Fifi, rasanya tidak mengherankan kalau ‘peluru’ yang digunakan tentang perdukunan.
‘Peluru’ ini menjadi sangat efektif karena korban merupakan ustazah, pendidik, rujukan, sekaligus idola ribuan siswa-siswi JISc yang begitu dekat dengan nilai Islam. Dan nilai Islam sangat bertolak belakang dengan dunia perdukunan.
Syukurnya, para pegiat medsos tidak terpancing dengan kabar yang menyudutkan Mam Fifi ini. Hal tersebut terlihat dari komen dan dukungan yang terus mengalir kepada tokoh muslimah penjuang pendidikan Islam ini.
“Hasbunallah wani’mal wakiil. Saya serahkan semua ini kepada Allah subhanahu wata’ala,” pungkas beliau. [Mh]