Chanelmuslim.com- Akibat politik yahudisasi penjajah zionis dan prosedur turunannya, sebanyak 300 ribu warga Palestina di Al-Quds berada di bawah garis kemiskinan.
Salah satu prosedur tersebut; pengekangan lalu lintas warga di perlintasan terutama untuk lalu lintas pedagang dan perdagangan. Akibatnya, tingkat pendapatan menurun dan rata-rata kemiskinan meningkat di kalangan keluarga Palestina.
Dalam studi terbaru dari Pusat Pertumbungan Ekonomi di Ramallah, rata-rata kemiskinan di antara warga Al-Quds meningkat di banding tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2014, tingkat kemiskinan keluarga Palestina mencapai 82 persen dari total jumlah penduduk dan 22 persen jika penduduk Israel dimasukkan. Ini meningkat di banding 2013 yang hanya 76 persen dari total jumlah penduduk.
Kerugian Akibat Tembok Israel
Pakar urusan ekonomi dan dosen di Univesritas Al-Quds, Dr. Abdul Hamid Al-Qaaq menilai, sejak beberapa tahun, 300 ribu warga Palestina di Al-Quds Timur adalah kelompok paling miskin di Israel, jika entitas Israel dianggap ada. Hal ini diakibatkan oleh krisis ekonomi di Al-Quds setelah Israel menutup tembok pemisah antara Al-Quds dan Tepi Barat.
Tembok tersebut telah menciptakan kerugian bagi aktivitas perdagangan dimana mereka mengandalkan pelanggan dan konsumen atau produsen dari wilayah Tepi Barat yang harus melintas tembok. Aktivitas impor barang dari Tepi Barat distop sehingga kebutuhan di Al-Quds menjadi mahal. Prosentase kenaikan jumlah keluarga di bawah garis kemiskinan antara 2013 – 2014 mencapai 8 persen.
Selain itu tegas Al-Qaaq kepada Pusat Informasi Palestina, ada persoalan lain yang membebani kota Al-Quds yakni pemeriksaan di perlintasan yang sangat ketat sehingga barang dan produk dari Tepi Barat menjadi tidak lancar dan tersendat atau terhenti dan barang kebutuhan menjadi sangat mahal di Al-Quds.
Sebagai contoh, warga kota Tua di Al-Quds, Jabr Kaluti (49) menyatakan, satu karung beras 12 kg dijual di Erez pinggiran Al-Quds hanya 25 Shekal, namun di Kota Tua di Al-Quds mencapai 120 Shekel (1 USD=3 Shekel). Hal itu dikarenakan sulitnya barang masuk karena prosedur Israel.
Penangkapan dan Pemecatan
Studi Pertumbuhan menegaskan, 89 persen keluarga berada dalam kemiskinan. Selain itu, kondisi keamanan selama dua tahun terakhir sangat buruk. Ribuan warga ditangkap. Terutama dari kelompok usia produktif dengan berbagai alasan. Penangkapan kemudian menyebabkan PHK. Selain itu untuk mendapatkan SKCK (surat kelakuan baik) dari Israel untuk bekerja sangat sulit. (Mh/kispa/infopalestina/foto:knrp )