ChanelMuslim.com—Sejak dibuka pada 9 Agustus lalu, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, tepatnya di Terminal 3 Ultimate, terpampang foto atau gambar berukuran jumbo, yang belakangan menuai kontroversi.
Hidayat Adhiningrat adalah salah seorang penumpang yang mengamati gambar tersebut dengan cermat dan seksama. Menurut pengamatannya itu, dirinya menduga salah satu tokoh nasional yang tertera di gambar itu adalah tokoh pemberontak dari Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit.
“Di Terminal 3 Soekarno Hatta ada fotonya DN Aidit,” kata Hidayat melalui akun Twitternya: @Big_Days. Dikonfirmasi oleh awak media, ia membenarkannya. “Iya Mas,” katanya seperti dikutip Republika, Jumat (13/8).
Foto-foto dalam bentuk kolase yang dipamerkan di Terminal 3 tersebut salah satunya menampilkan sosok yang mirip Aidit. Ia tampak diapit foto pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari. Di atas sosok itu juga tampak wajah presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Cuitan Hidayat yang disertakan gambar tersebut menyedot perhatian masyarakat. Humas PT Angkasa Pura II Agus Haryadi pun memberikan klarifikasinya. Menurutnya,
foto tersebut merupakan karya lukisan yang sengaja ditampilkan menjadi salah satu ornamen di terminal bandara yang digadang-gadangkan akan menyaingi Bandara Internasional Changi Singapura itu.
Menurut Agus, foto tersebut bukanlah tokoh PKI Aidit, melainkan foto Perdana Menteri Pertama Indonesia, Sutan Syahrir. “Ada tokoh nasional, Syahrir yang mirip juga (dengan foto tersebut),” kata dia.
Meski demikian, untuk memastikan siapa sosok di balik foto yang menuai polemik itu, Agus akan konfirmasi terlebih dahulu kepada sang pelukisnya, yakni Galam Zulkifli. Menurutnya, lukisan yang berada di terminal yang belum jadi 100 persen itu memiliki makna sejarah tersendiri, di mana dalam lukisan-lukisan tersebut mengisahkan perjalanan perjuangan Indonesia dari masa sebelum kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan dengan berbagai pergolakannya. Oleh karena itu, wajah sosok DN. Aidit terpampang dalam salah satu lukisan tersebut. Agus melanjutkan, “Tapi tunggu konfirmasi pelukisnya.” (mr)