ChanelMuslim.com – Tiga minggu sudah Gunung Agung menunjukkan aktivitas kegempaannya. Lokasi-lokasi pengungsian di zona aman semakin dipenuhi pengungsi.
Apalagi setelah penetapan status Gunung Agung menjadi Awas. Meskipun hampir sebagian besar warga telah berada di area-area pengungsian, mereka sesekali mengunjungi rumah mereka untuk mengecek kondisi ternak.
Hal ini juga kerap dilakukan oleh Wayan Surita (41), salah satu pengungsi di posko pengungsian dekat Dapur Umum Aksi Cepat Tanggap di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.
Namun demikian, hal tersebut ia lakukan sebelum adanya tempat penitipan ternak sementara yang dibangun oleh petugas Kecamatan Rendang.
Kepada ACTNews, Surita bercerita bagaimana situasi emergency Gunung Agung sempat melemahkan harga ternak mereka.
Ia mengungkapkan, ketika aktivitas Gunung Agung menunjukkan peningkatan, banyak tengkulak yang datang ke desa-desa di Kecamatan Rendang dan sekitarnya.
Mereka berniat membeli sapi yang dimiliki oleh para peternak. Namun demikian, harga yang mereka tawarkan begitu rendah, bahkan tidak masuk akal.
“Seekor sapi biasanya dijual dengan harga delapan hingga sebelas juta rupiah. Tapi kemarin harga dipatok menjadi satu sampai dua juta rupiah saja,” ujar Surita, Senin (2/9) dalam siaran pers ACT.
Setelah mengetahui pihak Kecamatan Rendang membangun tempat penitipan ternak sementara di zona aman, ia dan sejumlah peternak lainnya langsung bergotong-royong menyewa mobil truk untuk membawa ternak mereka ke tempat penampungan ternak.
Wayan Surita sendiri sudah seminggu menitipkan ternaknya di tempat penitipan ternak sementara di Kecamatan Rendang.
Kedua sapinya dibawa dari desanya, yaitu Desa Temukus, Kecamatan Rendang, yang berjarak sekitar 9 km dari Gunung Agung.
Desa ini termasuk daerah zona merah yang harus dikosongkan dari segala aktivitas penduduk.
“Setelah para peternak memindahkan sapinya ke penampungan ternak sementara, harga sapi menjadi agak membaik yaitu berkisar antara 5 sampai 6 juta rupiah,” ungkap Surita dalam sumber yang sama.
Jumlah sapi yang berada di penampungan ternak di Kecamata Rendang sekitar 200 – 300 ekor. Hal ini dikarenakan luas lahan yang sangat terbatas, yaitu 1000 meter persegi.
Para peternak setiap malam bergantian menjaga ternak untuk menghindari terjadinya pencurian ternak. Sementara paginya, mereka secara bersama-sama mencari rumput untuk pakan ternaknya.
Hingga saat ini, Gunung Agung masih berstatus Awas dan menunjukkan peningkatan kegempaan.
Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devi Kemal Syahbana mengatakan, jumlah gempa yang terjadi di Gunung Agung rata-rata dua kali lipat dari gempa pada saat Gunung Merapi meletus 2010 silam.
Para peternak berharap kondisi Gunung Agung segera normal kembali agar mereka bisa cepat kembali ke desa dan melakukan aktivitas harian seperti sedia kala.
Aamiin. (jwt/act).