ChanelMuslim.com – Achmad Fachrodji tampak pusing di ruang kerjanya saat itu. Ia kaget ketika melihat ruangannya kumuh, bahkan tidak bisa membayar listrik. Tidak perlu waktu lama bagi Direktur Utama PT Balai Pustaka itu bersemedi di ruangannya. Ia langsung bangkit dan mengumpulkan karyawannya untuk meminta pendapat.
"Saat dikumpulkan karyawan, ia bertanya kepada mereka. Kemana hari Sabtu dan Minggu. Karena Balai Pustak BUMN, tentu saja libur. Saya akhirnya mengusulkan untuk tidak meliburkan mereka. Saya bilang tuh di seberang kita Sabtu Minggu itu lagi rame-ramenya, kenapa Anda harus libur. Jadi kami harus kerja? tanya karyawan, saya jawab harus,” jawabnya Fachrodji saat ditemui ChanelMuslim.com, Ahad (25/2/2019).
Maka terciptalah Sanggar Sastra Balai Pustaka, kata Fachrodji, latihannya tiap Sabtu dan Minggu.
"Balai Pustaka yang tadinya terlihat kumuh mulai hidup. Bunyi gamelan yang tadinya selalu bunyi sendiri di malam hari, kini sudah dibunyikan untuk belajar,"tambahnya.
Bukan hanya itu saja yang dilakukan Fachrodji. Ia juga menemui BUMN-BUMN lain untuk bekerja sama, salah satunya dengan Pertamina.
"Saya katakan kepada Dirut Pertamina. Dulu tidak seorangpun pemimpin di negeri ini yang tidak mengenal Balai Pustaka. Mereka jadi pintar karena peran Balai Pustaka juga,” kata Fachrodji.
Mendengar hal itu, Dirut Pertamina Nicke Widyawati langsung membalas sindiran Fachrodji. Ia juga mengakui sejak kecil membaca berbagai buku karya Balai Pustaka.
"Gayung bersambut, saya tawarkan proyek membuat seribu taman bacaan. Mereka langsung menyetujui untuk membangun 150 taman bacaan di berbagai kota Indonesia,"ujarnya.
Dari sinilah, Balai Pustaka sudah bisa mandiri. Yang tadinya tidak bisa membayar listrik dan harus menjual berbagai aset untuk menggaji karyawan.
"Kini Balai Pustaka omzenya sudah mencapai 1 triliun,"katanya.
Kini, ia berharap banyak orang yang datang ke Balai Pustaka.Untuk melihat bahwa ada istana peradaban di tengah Jakarta.
"Salah satunya adalah membuat kafe sastra dan tur berkunjung kantor Balai Pustaka,"pungkasnya (Ilham)