ChanelMuslim.com- Dua pekan terakhir ini, hampir semua kota besar di wilayah barat Indonesia dihebohkan dengan isu penculikan anak. Mulai dari cerita horor penculikan anak lewat medsos, hingga tertangkapnya sejumlah terduga pelaku oleh warga.
Cerita horor lewat medos punya banyak variasi. Mulai dari pengakuan seorang warga yang mengaku menyaksikan anak diculik. Ada juga seorang ibu yang menceritakan pengalaman tentang anaknya. Bahkan, ada juga yang berbentuk foto pelaku yang diamankan polisi dalam kondisi babak belur.
Yang juga tak kalah dahsyat, adanya kumpulan video tentang kekejaman para penculik. Videonya begitu beragam. Ada yang menculik anak di saat bermain dengan menggunakan sepeda motor, merebut anak saat bersama ibunya yang lengah, dan sebagainya.
Informasi kadang didekatkan dengan wilayah penyebaran medsos. Seperti menyebut nama kampung lengkap dengan RT dan RW-nya, kemudian dilengkapi dengan foto anak atau pelakunya yang dikerumuni warga.
Kepanikan Warga
Isu horor penculikan anak ini tentu akan membuat orang tua gelisah. Terlebih jika isu menyebar begitu massif dan lengkap dengan “bukti-bukti”nya.
Salah satu kepanikan adalah seperti yang terjadi di wilayah Raja Basa, Lampung. Bahkan, kepanikan ini nyaris bernada kebencian terhadap agama, khususnya Islam.
Terjadi pada Jumat, tanggal 26 Oktober lalu, warga mengamankan tiga wanita bercadar yang diduga sebagai penculik. Ketiganya dipergoki warga saat berada di sekolah dasar dan tampak seperti memaksa seorang anak SD untuk dibawa pergi.
Nyaris saja, peristiwa ini memakan korban. Namun, karena warga mulai memahami tentang proses hukum, ketiga wanita bercadar ini pun mereka bawa ke kantor polisi terdekat bersama siswa SD yang akan menjadi korban.
Setelah melalui proses pemeriksaan, ternyata tiga wanita bercadar tersebut merupakan bibi atau adik dari orang tua siswa SD tersebut. Ketiganya menjemput siswa itu di sekolah dan akan membawanya ke kampung mereka karena ibu siswa ini tidak mampu lagi membiayai.
Polisi pun menjamin bahwa tiga wanita bercadar ini memang benar bibi anak SD tersebut. Dan, menjelaskan kepada masyarakat agar tidak panik dan main hakim sendiri.
Fenomena Orang Gila
Satu lagi yang menambah serunya horor isu penculikan anak adalah temuan warga tentang orang gila, pria dan wanita, yang sangat mencurigakan.
Mereka berkeliaran ke kampung-kampung, gang dan lorong, bahkan ada yang ditemukan warga sedang menghampiri anak-anak. Wajah asing, seram, dan bertingkah mencurigakan tentu akan memberikan satu penafsiran warga: penculik.
Menariknya, setiap kali ada penangkapan orang gila oleh warga yang diduga akan menculik anak, foto atau videonya tersebar ke medsos.Tidak sedikit warga yang tidak percaya begitu saja dengan keadaan orang gila tersebut.
“Penculik ini berpura-pura seperti orang gila,” begitu kira-kira dugaan bahkan teriakan warga.
Setelah dibawa ke kantor polisi, baru bisa dipastikan bahwa terduga penculik tersebut memang orang gila. Boleh jadi, keberadaan mereka di kampung-kampung tidak bermaksud menculik. Tapi karena warga sudah tercekoki dengan isu tersebut, mereka pun meyakini bahwa terduga itu akan melakukan penculikan.
Polisi Tegaskan Ini sebagai Hoaks
Mabes Polri melalui Divisi Humasnya menegaskan bahwa isu penculikan anak adalah hoaks alias bohong. Hingga saat ini, belum ada satu pun laporan dari warga tentang adanya kasus penculikan anak.
“Itu hoaks, sudah diklarifikasi oleh tim Siber Polri. Sejauh ini polisi belum menerima laporan dari masyarakat terkait kasus penculikan,” jelas Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Brigjen Pol Dedi Prasetyo seperti dilansir Liputan6.com, Ahad (28/10/2018).
Polri menghimbau masyarakat agar lebih cerdas dalam menyikapi informasi, video atau pun gambar yang beredar melalui medsos.
“Jangan ikut menyebarkan informasi tersebut. Kalau ragu-ragu, silakan hubungi kantor polisi terdekat,” pungkas Brigjen Dedi Prasetyo.
Sistematis dan Merata
Mencermati isu penculikan anak ini sulit dipungkiri bahwa ada sosok lain yang berada di balik isu ini. Hal ini karena kasusnya tidak berada di satu tempat, melainkan nyaris merata di kota-kota besar. Mulai dari daerah di Sumatera, dan merata di kota-kota di Pulau Jawa, termasuk Jakarta.
Bahkan di Jakarta, penyebarannya merata di hampir lima wilayah Jakarta. Kasus pun merebak ke daerah penyangga ibukota seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor.
Selain itu, isu ini merupakan pengulangan dari kasus serupa di bulan Maret tahun lalu. Bahkan saat itu, isunya hampir sama yaitu adanya penjualan organ tubuh manusia ke luar negeri.
Rasanya, kasus yang marak ini teramat mustahil jika terjadi dengan sendirinya secara alami. Ada foto, video, cerita-cerita, dan yang paling menarik adalah keberadaan orang-orang gila yang tiba-tiba berkeliaran ke hampir semua wilayah di kota-kota besar.
Untuk yang terakhir ini, sulit bisa mengatakan bahwa orang gila tersebut secara kebetulan berada di wilayah itu. Ada kemungkinan, mereka disuplai oleh pihak-pihak tertentu. Siapa?
Orang Gila dan Efektivitas Pembuat Kepanikan
Kasus orang gila yang bikin heboh, bukan hanya terjadi di isu penculikan saja. Belum lama ini, masyarakat juga dihebohkan dengan sepak terjang orang gila yang menganiaya ustaz dan ulama.
Korban yaitu ustaz dan ulama sudah banyak yang berjatuhan, bahkan sampai meninggal dunia. Tapi, tersangkanya masih gelap dan terus berada di bayang-bayang gelapnya orang gila.
Secara hukum, orang gila tidak bisa diproses secara hukum layaknya orang normal. Selain itu, mereka pun seperti tidak memahami kenapa bisa melakukan itu, adakah yang menyuruh, kenapa targetnya itu, dan seterusnya. Semuanya gelap.
Menggunakan orang gila sebagai alat teror pembuat kepanikan memang pilihan yang jitu. Dan itu, menunjukkan bahwa orang atau pihak di balik mereka bukan orang sembarangan. Mereka menguasai wilayah, punya kemampuan mobilisasi, dan tentu saja kepiawaian mengolah orang gila tersebut seperti sepatutnya sebagai pelaku normal.
Lalu, siapakah orang atau pihak ini? Sepertinya, orang atau pihak ini bukan orang sembarangan. Terbukti, kepolisian belum bisa mengungkap siapa di balik kasus orang gila ini yang sudah menggunakan dua modus: penganiayaan ulama dan penculikan anak.
Kalau mau lebih teliti lagi, apa yang diinginkan dari pihak ini dengan manuver orang gila tersebut. Secara umum adalah kekacauan atau ketakutan di masyarakat.
Lantas apa manfaatnya jika masyarakat kacau dan takut? Masyarakat yang kacau dan takut akan berpikir kurang rasional, tidak cerdas, dan gampang dipermainkan isu.
Selain itu, keadaan masyarakat yang seperti ini akan berpikir tidak proporsional. Mereka menilai sesuatu yang kecil menjadi besar, dan sebaliknya: sesuatu yang besar menjadi hal kecil.
Siapakah mereka? Kalau polisi yang dilengkapi aparatur mumpuni dan teknologi canggih saja belum bisa mengungkap siapa, apalagi masyarakat biasa. (mh)