RIBUAN jamaah memadati Tabligh Akbar Zulhijah 1444 Hijriyah Wahdah Islamiyah bertema “Berkorban untuk Surga Keluarga di Dunia dan Akhirat”.
Kegiatan itu bertempat di Masjid Anas bin Malik STIBA Makassar dan Kampus STIBA Putri, serta melalui Zoom Meeting dan kanal Youtube Wahdah TV.
Acara digelar secara hybrid yang juga diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai pengurus, kader dan masyarakat umum di berbagai daerah se Indonesia, Ahad (25/6/2023).
Ketua Bidang Pendidikan Wahdah Islamiyah Ustaz Iskandar Kato dalam sambutannya mengatakan bahwa salah satu tujuan diadakannya tabligh akbar ini untuk memupuk semangat kita dalam beramal di awal-awal bulan Zulhijjah.
“Kita harus memanfaatkan hari-hari yang agung (10 hari pertama bulan Zulhijah) ini untuk saling mengingatkan, saling memotivasi, dan saling memfasilitasi untuk beramal saleh,” tutur Ustaz Iskandar.
Hadir Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah Ustaz Zaitun Rasmin menyampaikan materi dan nasihatnya.
Ustaz Zaitun Rasmin menjelaskan bahwa Tabligh Akbar ini juga sebagai amal sholeh untuk belajar seputar qurban.
“Apatah lagi juga jika kita membicarakan hal-hal yang penting bagi umat yang sangat urgen atau program yang besar yang dapat memberikan kemaslahatan bagi umat,” kata Ustaz Zaitun.
Baca juga: Antusiasme Pengemudi Ojek Online Disabilitas Hadiri Tabligh Akbar Muslimah Wahdah
Ribuan Jamaah Padati Kegiatan Tabligh Akbar Zulhijah Wahdah Islamiyah
Ia mengingatkan, bahwa saat ini adalah hari di mana amal sholih dilipatgandakan.
“Kita berada pada hari-hari yang utama, hari-hari dimana amal sholh dilipatgandakan oleh Allah. Maka harusnya kita maksimalkan dalam ibadah kepada Allah,” tambahnya.
Ustaz Zaitun melanjutkan, termasuk amalan-amalan dzikir, doa dan kurban, termasuk menghadiri kajian dan tabligh akbar, karena dia adalah bagian dari dzikrullah.
Bulan Zulhijjah adalah merupakan salah satu bulan mulia dalam Islam, berbagai teladan dan kebaikan dapat kita raih di dalamnya. Salah satunya keteladanan dari Nabi Ibrahim dan keluarganya.
“Kalau kita ingin kilas kembali dengan kisah Nabi Ibrahim dengan berkurban anaknya, perintah Allah tersebut adalah untuk menguji Nabi Ibrahim, termasuk istri dan anaknya,” papar Ustaz Zaitun.
Dengan jiwa dan iman yang sangat kuat, Nabi Ibrahim tetap melakukan musyawarah kepada anaknya. Kisah Nabi Ibrahim inilah adalah sejarah pengorbanan terbesar dalam sepanjang sejarah manusia.
“Karena pengorbanannya adalah bukan dengan harta tapi dengan jiwa dan raganya,” tegas Ustaz Zaitun.
Ibadah kurban menurut Ustaz Zaitun adalah ibadah yang paling utama, khususnya di hari-hari tasyrik.
Artinya, jika ada kemampuan berkurban, maka hendaknya dilakukan dan diutamakan dari berbagai amalan yang lainnya.
Termasuk juga amalan bersedekah, bagi orang yang memiliki kelebihan dana. Maka kedua amalan ini sangat mulia untuk dilakukan.
“Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dengan menjalankan perintah Allah, maka beliau mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah,” ungkap Ustaz Zaitun.
Hal ini, lanjutnya, didapatkan adalah pengorbanan yang dilakukannya tiada henti.
“Maka berkorban adalah tidak memiliki masa waktu, setiap saat kita harus siap untuk berkorban di jalan Allah,” tambahnya.
Wantim MUI Pusat tersebut juga mengajak seluruh muslimin berkorban di jalan Allah, salah satu jalan pengorbanan adalah bersedekah di hari-hari yang mulia di awal Zulhijah ini.
“Sekarang kita diberikan kesempatan untuk bersedekah di hari-hari terbaik di awal zulhijjah, dan itu adalah surga dunia,” jelasnya.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa ketika bercerita malam hari, maka malam yang terbaik adalah 10 malam terkahir Ramadan, dan ketika berbicara siang hari, maka awal-awal Zulhijah hari-hari terbaik.[ind]
Laporan: Pusmedikom DPP WI